PENDIDIKAN Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) selama ini selalu identik dengan mata pelajaran yang membahas tentang, Demokrasi, Politik, Konstitusi, dan Bela Negara nasionalisme. Materi-materi PPKN cenderung membosankan apabila diberikan dengan metode mengajar yang konvensional.
Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi kurang tertarik dan merasa jenuh. Untuk itulah diperlukan suasana pembelajaran menjadi bermakna tetapi lebih menyenangkan, salah satunya pembelajaran poliitik praktis, supaya siswa tidak apatis terhadap politik.
Guru PPKn kelas X MAN 5 Sleman Rini Widayati mengatakan, dalam simulasi politik praktis ini dirinya mengadakan debat Calon presiden (Capres). Dimana Simulasi ini merupakan implementasi materi Dinamika Demokrasi sebagai upaya memberikan pemahaman tentang pentingnya politik praktis kepada para peserta didik.
“Simulasi debat capres yang berjalan dengan sangat seru, serius seolah-olah mereka benar-benar menjadi tim sukses dar imasing masing calon. Tetapi etika berdebat tetap dikedepaknan dengan moto beda pendapat tapi tetap bersahat,” ungkapnya Senin (6/11).
Menurut Rini, ini adalah bentuk demokrasi yang dilakukan karenan, siswa juga berhak untuk belajar memberikan penilaian dan pendapat serta partisipasi yang sama dengan warganegara yang lain. Karena mereka juga memiliki hak yang sama di bidang politik.
“Politik praktis harus diberikan kepada generas muda karena mereka pemegang estafet pemerintahan yang akan menggantikan para pemimpin. Berbekal praktik baik yang diperoleh di bangku pendidikan itu diharapkan tumbuhnya kesadaran bahwa kekuasaan yang diperoleh adalah amanat yang harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat,” pungkasnya. (riz/all)