Oleh: Murtingah, S.Pd.
Guru TK Pertiwi Kendalsari, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang
PENDIDIKAN harus dimulai sejak dini. Sejak anak lahir pendidikan harus sudah di mulai. Pendidikan berlangsung secara alami dengan memperhatikan aspek kematangan (maturation) dan memberi kesempatan pada anak untuk menggunakan seluruh inderanya.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan investasi yang sangat besar bagi keluarga dan bagi bangsa. Sebab, anak-anak kita adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus penerus bangsa.
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Usia dini merupakan tahap dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Sehingga kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak.
Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik fisik maupun psikis. Yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.
Kemampuan mengenal huruf vokal dan konsonan pada anak usia lima sampai enam tahun penting untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan keberhasilan membaca tidak dapat dipisahkan dari kesadaran atas struktur bunyi dan kata-kata.
Banyak peserta didik yang belum dapat mengenal huruf vokal dan konsonan. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang diberikan oleh guru mengenai huruf vokal dan konsonan. Selain itu, media pembelajaran yang digunakan hanyalah lembar kerja anak. Lembar kerja tersebut kurang menarik sebagai media pembelajaran. Karena hanya berupa kertas putih berisi gambar dan tulisan.
Oleh karena itu, guru PAUD di TK Pertiwi Kendalsari, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang menggunakan media kartu huruf sebagai media pembelajaran. Media kartu huruf adalah bentuk media pembelajaran yang merangsang perkembangan bahasa anak dalam mengenal huruf vokal dan konsonan.
Cara menggunaan media ini adalah dengan mengelompokkan huruf vokal dan konsonan menggunakan kartu huruf. Kartu huruf dapat berupa kardus bekas yang dihiasi menggunakan kertas origami. Kemudian ditulisi dengan berbagai huruf vokal dan konsonan dimana setiap kartu huruf terdapat satu huruf.
Langkah-langkah permainan kartu huruf berisi tiga kegiatan yang akan dilakukan di setiap sudut. Anak-anak diperbolehkan memilih kegiatan yang ingin dilakukan terlebih dahulu. Guru meminta anak-anak untuk membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang. Tiga kelompok yang paling pertama terbentuk diperbolehkan mengikuti permainan kartu huruf terlebih dahulu dan sisanya memilih dua sudut yang lain.
Masing-masing anak di dalam kelompok menentukan urutan bermain dengan hompimpa. Anak yang mendapat urutan pertama mengocok kartu huruf yang telah disediakan. Masing-masing anak lalu mengambil satu kartu huruf berdasarkan urutan yang telah ditentukan dari hompimpa.
Anak-anak akan mencari huruf yang sesuai dengan kartu huruf yang diperolehnya. Kartu huruf tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam tempat yang telah disediakan dan anak mengambil kartu huruf yang tersedia habis.
Anak-anak mengelompokkan kartu huruf yang diperolehnya ke dalam tempat huruf konsonan dan tempat huruf vokal setelah kartu huruf yang dimainkan habis. Anak menunjukkan kartu huruf yang diperolehnya kepada guru dan mengucapkan setiap huruf yang ada pada kartu huruf tersebut. Setiap anak mengikuti tiga kegiatan yang telah ditetapkan pada masing-masing sudut secara bergantian.
Dengan menggunakan media permainan kartu huruf dapat mendorong terjadinya interaksi langsung antara anak dengan guru. Kemudian dapat mempermudah proses pembelajaran dalam mengenalkan huruf vokal dan huruf konsonan. (*)