Menghargai dan Menghormati dengan ‘Pass’ di Lingkungan Madrasah

Oleh: Tsalis Suwaibah
Guru BK MTs Negeri 1 Purbalingga

MANUSIA tidak dapat hidup sendirian, selalu membutuhkan orang lain. Karena itu kita disebut sebagai makhluk sosial. Menurut Aristoteles, makhluk sosial merupakan zoon politicon, yang berarti manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain.

Dalam berinteraksi di lingkungan sekolah yang terdiri dari guru, pegawai, dan siswa sangat dibutuhkan sikap saling menghargai dan menghormati. Menghormati menurut KBBI yaitu menaruh hormat.

Rasa hormat adalah suatu sikap penghargaan, kekaguman, atau penghormatan kepada pihak lain. Rasa hormat sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak bisa diajarkan untuk menghormati orang tua, saudara, guru, orang dewasa, aturan sekolah, peraturan lalu lintas, keluarga, budaya, serta tradisi yang dianut dalam masyarakat. Begitu pula penghargaan terhadap perasaan dan hak-hak orang lain, pimpinan, bendera negara, kebenaran, dan pandangan orang lain sekalipun mungkin berbeda dengan pandangan kita (Muhammad Yaumi, 2014:69).

Poerwadarminta (2007:406) menjelaskan bahwa menghargai yaitu setiap orang harus menghormati, mengindahkan, memuliakan, dan menjunjung tinggi pendapat dan keyakinan orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, perbedan prinsip sering terjadi. Apalagi pada saat kita beriteraksi dengan orang lain.

Kadangkala perbedaan prinsip menjadikan perasaan tidak nyaman di hati. Bahkan kadang sampai terjadi permusuhaan atau persaingan. Apalagi jika kita adalah tipe orang yang sangat ketat menjaga prinsip. Permasalahan ini sangat mungkin terjadi pada semua orang.

Begitu pula yang terjadi di MTs Negeri 1 Purbalingga. Guru BK kerap kali menemukan permasalahan yang diakibatkan oleh perselisihan faham terkait masalah pergaulan. Juga ketidakmampuan siswa dalam bertutur kata baik dengan sesama ataupun kepada guru, bahkan terhadap orang tua.

Konseli kebanyakan belum bisa memahami bagaimana caranya menghormati dan menghargai sesama teman, orang tua, ataupun guru. Sehingga dalam proses pergaulan banyak sekali mengalami masalah.

Bagi siswa ataupun orang dengan tipe pemegang prinsip yang kuat, permasalahan ini harus harus segera mendapat perhatian dan fokus mencari solusinya. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah kesadaran diri sendiri bahwa kita harus dan wajib merubah diri sendiri menjadi lebih fleksibel. Kemudian lebih memprioritaskan untuk lebih menghargai orang lain, bahkan kepada saingan atau musuh.

Menghargai orang lain bukan berarti kita menunjukkan kelemahan kita. Sikap menghargai orang lain merupakan nilai manusia yang terbaik di dunia, tak ternilai harganya. Rasa menghargai dan menghormati meredam permusuhan.

Menghargai orang lain bisa dilakukan dengan banyak cara, kunciya adalah bersikap baik, Berikut cara yang bisa membuat orang lain merasa dihargai dengan ‘Pass’. Yaitu 1) jadilah pendengar yang baik. Ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain, baik dalam lingkup pertemanan atau forum diskusi yang lebih luas hargailah pendapat orang lain. Saat orang lain sedang berbicara jadilah pendengan yang baik. Jangan sekali kali memutus atau bahkan mencela pendapatnya.

2) Memberikan apresisasi. Bentuk apresiasi bukan hanya dengan barang dan bentuk real yang berharga. Memberi ucapan selamat dan ikut merasa senang melihat keberhasilan orang lain adalah hal baik yang seharusnya di lakukan.

3) Bersikap sopan santun. Sopan santun merupakan sikap yang terpuji dan wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang berlaku untuk semua orang, dari anak kecil hingga lanjut usia. Jadi usahakan selalu sopan, ramah, dan berperilaku baik kepada siapapun.

Untuk menjadi pendengar yang baik, memberikan apresiasi, dan bersikap sopan santun diperlukan suatu usaha dari individu. Salah satunya dengan cara melatih membiasakan diri dalam bersikap. Dengan demikian siswa-siswi MTs Negeri 1 akan terbiasa dalam bersikap menghormati dan menghargai orang lain. (*)