Oleh: Ambar Setya Wulan, S.Pd.SD
Kepala SD Negeri 3 Godan, Kec. Tawangharjo, Kab. Grobogan
PERMENDIKBUD Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah menyebutkan bahwa beban kerja kepala sekolah adalah melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan. Sebagaimana yang didefinisikan Purwanto dalam repository.radenintan.ac.id oleh R Mida Hayati, arti supervisi adalah pengawasan berupa suatu aktivitas pembinaan, yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Kegiatan supervisi ini dapat dilakukan melalui kunjungan ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan peserta didik. Supervisi akademik harus didasarkan pada prinsip-prinsip otonomi, kemitraan, dan kepercayaan. Otonomi berarti bahwa supervisor harus diberi ruang untuk bekerja secara mandiri dan membuat keputusan sendiri. Kemitraan berarti bahwa supervisor dan supervisee harus memiliki pemahaman yang sama mengenai harapan dari tugas yang diberikan dan saling menghargai perspektif masing-masing. Sedangkan kepercayaan melibatkan penciptaan hubungan kolaboratif antara kedua belah pihak. Di mana mereka dapat saling berbagi pertanyaan, komentar, atau ide dengan cara yang konstruktif.
Dalam melaksanakan tugas sebagai Kepala Sekolah di SDN 3 Godan, penulis juga berkewajiban untuk melaksanakan supervisi kepada pendidik dan tenaga kependidikan. Ada enam guru kelas, satu guru mapel, dan satu orang penjaga sekolah. Supervisi akademik dilakukan untuk membantu guru meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Selama ini supervisi masih dirasakan sebagai kegiatan yang menakutkan oleh para guru. Untuk menghindari hal tersebut, penulis melakukan pendekatan khusus agar tujuan supervisi tercapai.
Metode pendekatan yang penulis gunakan adalah Coaching. Yakni gaya pembinaan dengan cara berkomunikasi, yang lebih banyak mendengar secara aktif serta bertanya untuk menggali lebih banyak serta memberikan umpan balik positif dari orang yang dituntunnya (coachee).
Kepala sekolah akan melibatkan guru dalam mengambil suatu keputusan. Sehingga guru akan bertanggung jawab dan berkomitmen dalam melakukannya. Pada kegiatan coaching penulis menerapkan tuntunan yang akan membuat pelaksanaannya berjalan dengan baik, sistematis, dan efektif. Yaitu dengan mengikuti alur Tirta (tujuan, identifikasi, rencana aksi, dan tanggung jawab).
Penulis harus mampu menciptakan suasana perbincangan yang mengakomodir tujuan dari Coaching. Identifikasi permasalahan dilakukan dengan tepat serta mengetahui rencana aksi dalam menghadapi persoalan dengan penuh tanggung jawab.
Sebagai coach, penulis harus mampu menjadi pendengar yang aktif, hadir sepenuhnya, mengajukan pertanyaan berbobot. Kemudian memantik coachee menemukan ide, dan memfasilitasi pertumbuhan dari coachee.
Langkah-langkah pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut. 1) Pra-observasi. Penulis berusaha untuk membangun komunikasi agar guru dapat lebih terbuka. Sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kompetensinya. Seperti memantau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengelolaan kelas, penggunaan teknologi, hingga pemberian tugas kepada peserta didik.
2) Observasi. Yaitu melakukan pengamatan pembelajaran di kelas namun tidak boleh mengganggu proses belajar. 3) Pasca-observasi. Penulis membuat analisis dari pengamatan yang sudah dilakukan sebelumnya. Data yang dibuat ditunjukkan pada guru dengan memberikan umpan balik agar guru dapat memahami hasil pengamatan sebelumnya. Penulis juga menggali informasi apabila guru mengalami hambatan atau kesulitan. Kemudian memberikan masukan dan saran untuk mengatasinya, serta melakukan perbaikan yang diperlukan.
Dari hasil pengamatan, metode Coaching ternyata dapat meningkatkan efektivitas kegiatan supervisi akademik di SDN 3 Godan. Melalui Coaching, guru dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, meningkatkan kinerjanya, serta memperoleh umpan balik yang konstruktif.
Supervisi akademik dengan metode Coaching dapat meningkatkan pengajaran di kelas dengan lebih percaya diri. Kemudian meningkatkan kolaborasi dan kompetensi profesional guru (Supervisi Akademik Meningkatkan Kompetensi Guru, https://r.search.yahoo.com). (*)