SEMARANG, Joglo Jateng – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jateng turut serta dalam membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk naik kelas dengan pengiriman ke mancanegara. Salah satunya melalui export coaching program.
Kepala Disperindag Jateng Ratna Kawuri mengatakan, export coaching program merupakan program kerja sama antara Disperindag Jateng dan Kementerian Perdagangan. Ia menambahkan, bentuknya berupa pendampingan pada UMKM yang berorientasi ke ekspor. Selain itu pihaknya juga mencarikan pasar di luar negeri. Sehingga ketika di kirim produk UMKM ini sudah bisa dijual.
“Itu program pendampingan yang difasilitasi. Jadi kerjasama program antara Disperindag dan Kementerian Perdagangan. Bentuk kegiatannya pendampingan kepada para UMKM yang berorientasi ekspor,” kata Ratna saat dikonfirmasi Joglo Jateng, belum lama ini.
Untuk mengikuti pelatihan ini ada beberapa tahapan. Para pelaku usaha akan mendapat pendampingan selama satu tahun penuh. Mulai dari edukasi terkait eskpor produk, perizinan, lalu packaging, dan lainnya.
“Dalam satu tahun dilakukan pendampingan. Sosialisasi dulu terkait regulasi, kemudian bagaimana bertransaksi, pengenalan-pengenalan perizinan lalu sertifikasi seperti itu. Jadi ada tahapan-tahapannya tidak hanya sekadar UMKM pingin ekspor terus latihan lalu selesai itu enggak. Itu harus lewat seleksi dulu,” terangnya.
Ratna menyebut, dari Disperindag Jateng menyediakan 30 kuota untuk UMKM. Padahal ada lebih dari 500 pelaku usaha yang mendaftar setiap tahunnya. Karena itu, tahapan seleksinya cukup ketat.
“Kuotanya 30 yang berminat akses ke link kami itu ada 500-an. Makanya kita lakukan seleksi. Dari kelayakan usianha ada, dari komitmen atau karakter pelaku usaha juga dipercaya,” tambahnya.
Lebih lanjut kata dia, program ini telah berjalan dari tahun 2019. Saat ini sudah ada 140 UMKM binaan Disperindag Jateng dari export coaching program. Dari jumlah tersebut 73 UMKM sudah go internasional.
“Kan nggak mudah kita carikan pasarnya dulu. Dari 2019 sudah ada 140 UMKM binaan kami, 73 diantaranya sudah ekspor. Jadi lebih dar 50 persen sudah go internasional,” bebernya.
Pihaknya menyebut ekspor produk di kirim ke berbagai negara. Diantaranya ke negara di Eropa, Asia, dan Amerika. “Kebanyakan itu produk makanan olahan ya yang saat ini kita lakukan pendampingan. Yang belakangan kemarin itu Asia, China, Taiwan dan Jepang,” ucapnya. (luk/gih)