SLEMAN, Joglo Jogja – Harga cabai di Sleman bisa dikatakan makin pedas. Salah satu komoditas bumbu dapur itu mengalami kenaikan harga beberapa waktu terakhir. Pasalnya, cuaca ekstrem diduga menjadi penyebab pertumbuhan pohon cabai tidak maksimal sehingga harganya merangkak naik.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih mengatakan, harga cabai di wilayah Bumi Sembada memang mengalami kenaikan. Dikatakan, siklus harga komoditas cabai memang sangat fluktuatif.
“Sudah menjadi siklus bahwa harga cabai ini kadang naik tinggi, kemudian normal, dan harga murah. Hari ini memang naik cukup tinggi karena faktor permintaan yang banyak, sementara ketersediaan sudah hampir habis,” terangnya kepada Joglo Jogja, Selasa (14/12).
Mae mengungkapkan, selain permintaan tinggi, datangnya musim panas berkepanjangan membuat cabai menjadi keriting dan rusak. Hal itu yang membuat pertumbuhan tidak optimal.
“Mudah mudahan dengan nanti sudah ada hujan sedikit ini bisa tumbuh bagus lagi. Jangan sampai nanti ketika hujan lebat akan mengurangi produksi, karena banyak yang busuk,” ungkapnya.
Tak hanya perkara cuaca, ia juga menambahkan memasuki akhir tahun juga menjadi pemicu kenaikan cabai. “Akhir tahun naik karena permintaan. Banyak wisatawan liburan, banyak warung makan penyetan, tahun ajaran baru juga pasti jadi penyebab,” paparnya.
Lebih lanjut, ia mengaku pihaknya saat ini hanya melakukan pemantauan, tidak melakukan operasi pasar maupun intervensi harga untuk komoditas cabai. Selain itu, penanaman cabai secara modern juga sudah dilakukan.
Pasalnya, ketersediaan atau pasokan cabai di Sleman sampai saat ini aman. “Cuma memang kondisi banyak yang rusak. Selain itu, produksinya menurun tetapi permintaan tidak turun, sehingga harganya menjadi naik,” imbuhnya. (bam/bid)