SEMARANG, Joglo Jateng – Belum lama ini, Polrestabes Semarang berhasil menggagalkan aksi tawuran yang dilakukan oleh 22 remaja di Jalan Gajah Raya, Kecamatan Candisari pada pukul 02.00. Menyikapi hal itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang mengingatkan kepada seluruh orang tua untuk melakukan pengawasan ketat terhadap anak mereka.
Kabid Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Disdik Kota Semarang, Erwan Rachmat mengatakan, selain pengawasan, peran orang tua sangat penting untuk memberikan perhatian ketika anak izin keluar rumah. Seperti dengan menanyakan pergi kemana, bersama dengan siapa, hingga akan pulang jam berapa.
“Sehingga pasti pengawasan terhadap anak terkendali dan harapannya tidak menimbulnya terjadi tawuran dan sebagainya,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, belum lama ini.
Menurutnya, saat ini tawuran para pelajar tidak dilakukan setelah jam pelajaran. Padahal, dahulu pelajar seringkali melakukan tawuran setelah jam pelajaran dan mencari celah saat petugas keamanan tidak berjaga atau saat tidak sedang berpatroli.
Dirinya menyebut, Kepala Disdik Kota Semarang Bambang Pramusinto setiap hari berkeliling untuk mengunjungi sekolah swasta maupun negeri untuk mengingatkan kepada para guru untuk melakukan pengawasan terhadap siswa di lingkup sekolah. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi risiko terjadinya tawuran.
“Selain itu juga ada stretching dari sekolah untuk menanggulangi hal itu. Apalagi malam sabtu atau malam minggu itu merupakan rawan terjadinya tawuran karena hari minggunya libur. Jadi itu waktu kritis yang perlu mendapat perhatian,” kata Erwan.
Dengan adanya fenomena aksi tawuran itu, kata Erwan, perlu ada kerja sama antara orang tua murid, pihak sekolah, dishub, Satpol PP, hingga Polrestabes Semarang. Hal itu dilakukan untuk menanggulangi aksi tak terulang kembali.
“Karena tidak bisa ditangani oleh satu sektor saja. Dengan begitu rangka penanganan pada pelajar bisa dilakukan secara bersama sama dari dinas maupun sektor lain,” katanya. (cr7/mg4)