SLEMAN, Joglo Jogja – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sleman melalui Panitia Khusus (Pansus) IV melakukan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan. Hal itu dilakukan untuk mendorong perkembangan pariwisata di wilayahnya.
Ketua Pansus IV DPRD Sleman Sumaryatin mengatakan, pariwisata di Sleman merupakan industri yang harus didukung dengan sarana dan prasarana untuk dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakatnya. Selain itu, juga sebagai upaya untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman, dimana pariwisata harus berkembang.
Sehingga Raperda tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan diperlukan. Pasalnya, Raperda tersebut mengatur terintegrasinya penguatan pasar tradisional sebagai pusat wisata belanja. Bertujuan mempertahankan pasar-pasar rakyat sebagai warisan tradisional agar tetap terjaga eksistensinya.
”Raperda ini juga akan mengatur kawasan wisata, dimana nantinya diharapkan ada kawasan wisata berbasis pendidikan, budaya, minat khusus maupun tempat hiburan,” terangnya.
Lebih lanjut, lewat raperda itu, diharapkan wisata belanja di pasar tradisional bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari industri pariwisata saat ini. Selain itu, potensi kuliner harus ditingkatkan tak terkecuali dalam unsur packing.
Sumaryatin menambahkan, pengembangan pariwisata di Kabupaten Sleman juga harus diarahkan untuk Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition (MICE). Pasalnya, keempat unsur itu penting untuk menggaet wisatawan dan mendukung pariwisata di Sleman.
“SDM harus diperhatikan agar bisa tetap mengedepankan layanan dan keramahan ala lokal. Ini akan memberikan experience dan memicu orang untuk kembali datang dan berwisata di Sleman,” ungkapnya.
Tak hanya itu, adanya perda tersebut, nantinya keberadaan sektor pariwisata diharapkan dapat mendukung dan menguatkan citra sebagai kota pendidikan dan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh sebab itu, image bahwa Kabupaten Sleman merupakan daerah yang aman dan nyaman untuk menimba ilmu bagi pelajar dan mahasiswa dapat tetap terjaga, sekaligus untuk menepis rasa khawatir para orang tua khususnya dari luar daerah yang menyekolahkan anak-anaknya di Sleman.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sleman Ishadi Zayid menambahkan, setelah pandemi, industri pariwisata di Sleman telah pulih. Hal itu ditandai dengan jumlah wisatawan yang meningkat dan tumbuhnya destinasi atraksi wisata baru.
”Industri pariwisata bisa jadi lokomotif ekonomi. Karena pariwisata menjadi nomor dua penyumbang PAD terbesar Sleman. Oleh karena itu, Pemkab berkomitmen memajukan pariwisata yang ada di wilayah Sleman,” katanya.
Pasalnya, kawasan lereng merapi masih jadi primadona wisata di Sleman. Ada obyek baru yang tumbuh di sana, seperti Kaliurang explore. Selain itu desa wisata di Sleman sampai saat ini juga ikut bertumbuh pesat.
”kami berkomitmen untuk mengembangkan desa wisata agar tumbuh dan makin maju. Dengan demikian perekonomian bisa tumbuh. Masyarakat akan merasakan dampak kesejahteraan dari geliat ekonomi desa wisata. bisa juga untuk mengentaskan kemiskinan,” tutupnya. (bam/bid)