KOTA, Joglo Jogja – Menghadapi musim hujan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta terus melakukan berbagai perbaikan tanggul di wilayahnya, agar tidak jebol. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian tahun lalu, adanya tanggul yang jebol di lima kalurahan.
Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air dan Drainase DPUPKP Kota Yogyakarta Rahmawan Kurniadi mengatakan, hingga saat ini yang jadi fokus pada tiga sungai utama di Kota Yogyakarta seperti Sungai Gajahwong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian barat Kota Yogyakarta yang memiliki struktur tanggul tua.
Langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah adalah dengan memantau, melakukan pemetaan wilayah dan melakukan perbaikan tanggul. Hal itu agar nantinya saat intensitas hujan mulai tinggi, tanggul di sungai-sungai Kota Yogyakarta kokoh.
“Saat hujan deras, aliran sungai dapat meningkat dan memicu tanggul jebol, serta dapat mengakibatkan air masuk ke rumah-rumah warga. Oleh karenanya butuh kesiapsiagaan dari pemerintah dan bekerjasama dengan warga tentunya,” ungkapnya
Menurutnya, selain tiga sungai tadi, sungai lain seperti Sungai Manunggal, Sungai Widuri, hingga Kali Tekik juga diharapkan tidak lepas dari pemantauan dan pengawasan. Pasalnya di tahun 2022 ada lima kelurahan yang mengalami tanggul jebol, seperti di Kelurahan Wirobrajan, Kelurahan Prenggan, Kelurahan Rejowinangun, Kelurahan Bener, serta Kelurahan Pandeyan.
Sedangkan, sampai dengan bulan November 2023 belum ada tanggul jebol, karena belum adanya intensitas hujan yang tinggi. Oleh karenanya DPUPKP Kota Yogyakarta terus melakukan upaya agar tidak terjadi tanggul jebol.
“Kita sudah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY untuk mengantisipasi tanggul jebol. Sehingga harapannya ketika intensitas hujan meningkat, kita sudah siap di lapangan,”ujarnya.
Rahmawan menghimbau kepada masyarakat agar tidak membangun rumah permukiman di pinggir sungai. Harapannya, dengan antisipasi yang dilakukan tidak akan ada tanggul yang jebol atau ambrol di wilayah Kota Yogyakarta.
“Kami menghimbau kepada masyarakat Kota Yogyakarta khususnya di wilayah bantaran sungai untuk tidak membangun rumah permukiman di pinggir sungai. Jika sewaktu-waktu intensitas hujan meningkat harapannya warga tidak terkena imbas dari talud yang jebol,” pungkasnya. (riz/all)