SEMARANG, Joglo Jateng – Sebanyak 52.574 guru madrasah di Jawa Tengah belum mempunyai sertifikasi sebagai guru profesional. Terdiri dari berbagai jenjang, baik tenaga pendidik di madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), juga madrasah aliyah (MA).
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jateng Ahmad Faridi mengatakan, sebagai guru, para pengajar harus mempunyai sertifikasi. Tujuannya untuk peningkatan kualitas dan mutu pendidikan. Disebutkan, saat ini masih ada 52.574 guru madrasah yang belum mempunyai sertifikasi. Mereka terdiri dari Non-PNS sebanyak 50.600 guru, PPPK 949 guru, dan PNS 1.025 guru.
Sedangkan guru madrasah yang sudah sertifikasi ada 51.103 guru. Terdiri dari Non PNS 34.332, PPPK 1.113, dan PNS 15.658 guru.
“Total guru madrasah di Jateng ada 103.677. Dari data, guru yang belum sertifikasi masih 50,71 persen,” kata Faridi saat ditemui Joglo Jateng, baru-baru ini.
Ia menambahkan, dari jumlah yang belum bersertifikasi, sebanyak 24 ribu guru mendapat insentif Rp 250 ribu per bulan. Sisanya masih ada 28.574 guru belum mendapat insentif. Program ini merupakan wewenang dari pusat untuk membantu pengajar dalam mendapatkan upah yang lebih baik.
“Siapa yang mendapat insentif ini wewenang dari pusat. Tujuannya kami ingin guru madrasah sejahtera semua. Tapi anggaran kami terbatas,” imbuhnya.
Karena itulah, Faridi terus mendorong yayasan-yayasan atau pihak swasta yang menaungi pendidikan madrasah untuk memperjuangkan tenaga pendidiknya. Setidaknya mereka bisa mendapatkan penghasilan yang layak.
“Minimal sesuai UMR, karena masih ada yang dibawah Rp 1 juta per bulan,” bebernya.
Kemenag Jateng terus berusaha memperjuangkan nasib para guru dengan mendorong penambahan kuota sertifikasi ke pusat. Sedangkan per tahun jatah sertifikasi di Jateng hanya 1.700 orang.
“Kuota yang diberikan dari pusat 1.700 (sertifikasi, Red.). Harapannya ada penambahan. Kalau tidak antreannya akan tambah panjang,” ungkapnya.
Hal ini juga dikuatkan dengan fakta bahwa pendidikan madrasah di Jawa Tengah lebih banyak dijalankan oleh swasta. Berdasar data Kemenag Jateng, total lembaga pendidikan madrasah di Jateng berjumlah 11.780 madrasah. Sebanyak 11.472 di antaranya swasta dan negeri hanya 308 madrasah.
“Orang tua lebih senang menyekolahkan anaknya di swasta. Setiap tahun saja kita memberikan 100 izin operasional. Jadi ya sekolah swasta terus bertambah,” tandasnya. (luk/mg4)