SEMARANG, Joglo Jateng – Ratusan elemen buruh dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Tengah kembali melakukan aksi di depan Kantor Gubernur Jateng di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Kamis (30/11/23) sore. Unjuk rasa kali ini merupakan puncak aksi yang bertepatan dengan pengumuman Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jateng. Mereka menuntut kenaikan upah sebesar 15 persen.
Pantauan Joglo Jateng, massa tiba di lokasi sekira pukul 16.30. Ratusan demonstran mengenakan beragam atribut mulai dari spanduk dan bendera. Di depan pagar Kantor Gubernur, puluhan aparat kepolisian berjaga ketat.
“Kenapa di Kantor Gubernur ini kita nunggu dan kita kawal? Karena kadang-kadang ketika di kabupate/kota sudah diputuskan direkomendasi besaran upah minimum misalkan 10 persen, tapi Gubernur nanti menetapkannya 5 persen atau di bawahnya. Karena Gubernur hanya mengikuti ketentuan PP 51/2023. Padahal sebetulnya masih ada peluang, Gubernur melakukan perubahan dan itu sebetulnya sah-sah saja ketika keperpihakannya ada,” kata Sekjen KSPI Nasional, Ramidi di sela-sela aksi.
Pada aksi ini para buruh masih terus menuntut Pj Gubernur untuk menaikkan UMK sebesar 15 persen. Sebab sebagaimana diketahui, Provinsi Jateng masih menjadi pemilik UMK terendah di Indonesia.
Ramidi menyampaikan rekomendasi kenaikan upah sebesar 15 persen ini bukan tanpa alasan. Sebab dalam kurun waktu tiga tahun belakangan ini para buruh juga tak mendapatkan kenaikan upah yang layak.
“Kita meminta kenaikan 15 persen, kenapa? Karena 2-3 tahun lalu upah itu gak naik. Bahkan di tahun kemarin upah diturunkan 25 persen, dengan alasan krisis perang dan sebagainya. Artinya buruh mengalami penurunan upah yang luar biasa,” ungkapnya.
Pihaknya pun turut menyinggung kenaikan upah aparatur sipil negara (ASN) sebesar 8 persen pada 2024 mendatang. Menurutnya hal ini tak adil bagi para serikat buruh.
“Hari ini ASN mendapat kenaikan upah 8 persen, kami gak masalah. Tapi kenapa buruh tidak bisa. Jangan sampai upah buruh naik kurang dari 8 persen,” tandasnya.
Dalam aksi kali ini, seumlah perwakilan buruh masuk ke Gedung Gubernur Jateng untuk audiensi. Namun Pj Gubernur Nana Sudjana tidak menerima massa karena ada dinas di luar kota. (luk/gih)