JEPARA, Joglo Jateng – Gerakan stop menggunakan produk yang terafiliasi zionisme (Israel) dinilai tidak berdampak dibeberapa wilayah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jepara menyebut dorongan itu tidak berdampak pada sirkulasi dagang di Kabupaten Jepara.
Kepala Disperindag Kabupaten Jepara, Zamroni Lestiaza menyampaikan, boikot tersebut tidak akan berimbas secara menyeluruh di negeri ini. Hal tersebut, dikuatkan dengan belum adanya instruksi resmi dari Kementerian Perdagangan untuk stop.
“Sampai sekarang tidak ada instruksi resmi dari Pusat. Sehingga bisa dikatakan tetap baik-baik saja. Toh perekonomian di Jepara tidak bergantung secara tunggal kepada Israel,” papar Zamroni kepada Joglo Jateng.
Menurutnya, berdasarkan riset di sejumlah pasar (Jepara), masyarakat termasuk pedagang bersikap baik-baik saja. Tidak terjadi keresahan serius soal beberapa produk yang terafiliasi dengan Israel. Dimungkinkan, hanya berdampak di lini nasional.
Sikap baik-baik saja oleh masyarakat Jepara, kata dia, disinyalir konflik Palestina dan Israel yang mengudara berulang kali. Seolah perselisihan musiman, sehingga perhatian negara datang dan silih berganti, tidak konstan.
“Secara umum, boikot produk yang terafiliasi zionis tidak begitu mempengaruhi secara signifikan di pasar wilayah Jepara. Sebenarnya, ini konflik bisa dikatakan berulang, karena beberapa tahun lalu, juga muncul gerakan senada,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Jepara, Arif Mandala Putra berpendapat, yang seharusnya diboikot bukan produknya. Melainkan jalur perdagangan.
Sebab, ketika pencekalan produk yang terlanjur didistribusikan di sejumlah pasar, menurutnya, berimbas pada pemilik usaha (penjual). Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara diminta beri pemahaman.
“Yang berjualan tidak hanya kaum elit, tapi juga masyarakat. Dulu di 2013, sempat ada pencekalan produk oleh Indomaret dan Hufadz, tapi tetap saja masuk di tahun selanjutnya. Pemkab harus beri sosialisasi,” pungkas Mandala. (cr2/fat)