DPMPTSP Bantul Terus Dorong Percepatan Penanaman Modal Berkelanjutan

INVESTASI: Jembatan Kretek II, salah satu potensi investasi yang ada di Kabupaten Bantul. (DOK. PRIBADI/JOGLO JOGJA)

BANTUL, Joglo Jogja – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bantul terus berupaya mendorong percepatan penanaman modal berkelanjutan. Hal itu dilakukan, melalui kemudahan berusaha dengan mengembangkan potensi pariwisata dan pemanfaatan teknologi informasi.

Kepala DPMPTSP Bantul Annihayah menyampaikan, keberlanjutan ekonomi suatu daerah sangat tergantung dari dorongan investasi. Baik investasi pemerintah maupun swasta dalam dan luar negeri.

“Dalam konteks makro ekonomi, investasi memiliki fungsi strategis dalam meningkatkan kinerja ekonomi suatu daerah. Investasi memiliki efek multiplier dalam mendorong pendapatan dan output daerah,” terangnya.

Baca juga:  JCW Minta KPK Usut Gratifikasi Anak dan Menantu Jokowi

Menurutnya, dengan hadirnya investasi di Bantul maka akan muncul berbagai sektor perekonomian. Sehingga akan menghasilkan multi efek dampak dalam meningkatkan penggunaan sumber daya dan terangkatnya pembangunan perekonomian.

“Hadirnya investasi itu akan membuka peluang kesempatan kerja bagi masyarakat. Sehingga dapat mendorong peningkatan serapan tenaga kerja. Artinya mengurangi angka pengangguran atau meningkatkan pendapatan masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Penata Perizinan Ahli Muda DPMPTSP Bantul Substansi Penanaman Modal I, Bambang Priharyanto menambahkan, Bantul memiliki Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) atau dokumen perencanaan penanaman modal. Dengan memuat tujuh sektor pengembangan investasi.

Baca juga:  Pemkot Yogyakarta Buka Satu Formasi CPNS Khusus Disabilitas

“Jadi kami telah menentukan tujuh prioritas pengembangan investasi yang telah melalui tahapan kajian cukup mendalam. Di antaranya yaitu sektor pangan, infrastruktur, energi, kebudayaan dan pariwisata, pendidikan, ekonomi kreatif dan sektor jasa,” paparnya.

Sedangkan, saat ini sudah ada dua Investment Project Ready to Offer (IPRO) atau proyek investasi siap ditawarkan. “Pertama sektor pariwisata di Bukit Dermo. Lalu Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di Sedayu dan Pajangan,” pungkasnya.(cr13/sam)