KOTA, Joglo Jogja – Pemerintah kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus melakukan berbagai upaya untuk menurunkan jumlah sampah di wilayahnya. Salah satu yang di lakukan yakni dengan mengandeng 666 bank sampah yang ada di seluruh RW di Kota Yogyakarta, untuk dapat berperan aktif agar efektif menurunkan jumlah sampah.
Selain itu, juga mengajak generasi Z untuk melakukan penerapan 3R. Agar dapat melakukan perubahan pandangan dan gaya hidup masyarakat akan bahaya dan permasalahan sampah. Dimana kegiatan itu bertujuan mendukung Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori ala Jogja (Gerakan Mbah Dirjo).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengungkapkan, sampai saat ini sampah masih menjadi tantangan Pemkot yang harus segera terselesaikan. Meskipun saat ini beberapa upaya telah dilakukan, seperti Gerakan Mbah Dirjo yang cukup efektif dalam pengurangan sampah.
Aman menambahkan, untuk mendukung program itu, dilakukan kerja sama dengan forum bank sampah di wilayahnya. Salah satunya dengan Aksi Gerakan Zero Sampah Anorganik (GZSA) berbasis kelompok masyarakat melalui bank sampah se-Kota Yogyakarta. Saat ini sudah terbentuk sebanyak 666 bank sampah yang aktif berkegiatan dalam pengelolaan sampah anorganik.
“Semakin tumbuhnya bank sampah di Kota Yogyakarta tidak bisa berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat. Sehingga kekuatan menyelesaikan permasalahan sampah ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga dari aspek perubahan perilaku sosial di masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, Aman juga mengajak kaum milenial untuk ikut mengelola sampah dengan bijak. Dimana zero waste ini memiliki konsep berupa penerapan 3R, yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang) yang mudah dilakukan oleh masyarakat khususnya kaum milenial atau generasi Z.
“Dengan gerakan zero waste ini dapat menjadi mindset agar masyarakat melakukan perubahan gaya hidup yang lebih memperhatikan bahaya dan permasalahan sampah di Kota Yogyakarta dengan memanfaatkan bank sampah sebagai langkah pengelolaan sampah,” ujarnya.
Disisi lain, Kepala DLH Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengungkapkan, selain menggencarkan GZSA di seluruh wilayah di Kota Yogyakarta, pemerintah juga mengoptimalkan fungsi TPS3R di Nitikan serta Karangmiri. Keduanya dimaksudkan sebagai pusat edukasi pemilahan sampah bagi masyarakat.
“Kota Yogyakarta terus berupaya untuk mengelola sampah mandiri dengan target 100 persen sampah dapat dikelola. Sehingga pembuangan sampah ke TPST Piyungan dapat terus berkurang,” imbuhnya.
Ia berharap, keterlibatan partisipasi aktif masyarakat dan bank sampah sebagai agen perubahan yang memiliki peran yang strategis terus dilakukan. Sehingga menjadikan Kota Yogyakarta zero sampah ke depannya.
“Sampai saat ini inovasi Mbah Dirjo masih terus kita lakukan. Sehingga dengan berbagai upaya yang dilakukan ini mampu menurunkan angka sampah yang terbuang ke TPST Piyungan sebanyak 150 ton per hari. Dimana Jumlah tersebut berkurang jauh dibandingkan dengan tahun 2022 mencapai 300 ton per hari,” pungkasnya.(riz/bid)