KUDUS, Joglo Jateng – Ratusan siswa SMP Kanisius berkumpul menampilkan puisi dan teatrikal ‘Menolak Korupsi’. Gelaran ini merupakan rangkaian peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang diperingati tiap tanggal 9 Desember. Bertempat di Aula Sekolah, terdapat sepuluh penampilan yang mewakili jumlah kelas di SMP Kanisius Kudus pada (8/12/2023).
Kepala SMP Kanisius, Stephanus Driyono menjelaskan, penampilan puisi para siswa ini merupakan agenda rutin yang digelar tiap kali peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia. Driyono mengungkapkan, SMP Kanisius menyimpan sejarah dimana dulunya sekolah setempat merupakan pionir dimulainya warung kejujuran. Kemudian, merambah menjadi pionir hingga tingkat nasional.
“Terpenting bagi sekolah untuk kejujuran itu menjadi nilai dasar kanisius. Dan memang sudah masuk dalam kurikulum,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata dia, dalam peringatan Hari Anti Korupsi ini menjadi momen yang tepat untuk menguatkan kembali nilai dasar SMP Kanisius kepada para siswa. Mereka diberikan ruang untuk mengekspresikan diri menolak korupsi.
“Saat ini ada 246 siswa di SMP Kanisius Kudus. Tiap pembelajaran anak diminta refleksi menggali tentang kejujuran,” katanya.
Selain penampilan puisi, Hari Anti Korupsi Sedunia di SMP Kanisius Kudus juga diwarnai dengan launching buku antologi puisi dengan tema Menolak Korupsi. Buku ini merupakan hasil karya 246 siswa di SMP Kanisius.
Sementara, itu Guru Seni Budaya, Ahmad Faridiansah, mengatakan, melalui antologi puisi ini. SMP Kanisius Kudus mengajak dan melatih siswa untuk tidak melakukan praktik korupsi.
“Hal sederhana yang bisa ditanamkan pada anak di hari antikorupsi adalah sikap jujur. Melalui menulis, baca puisi, deklamasi puisi dan teatrikalisasi tentang menolak korupsi. Anak anak bisa berefleksi mengenai pengalaman menulis dengan melihat kondisi sosial dan menyatakan sikap menolak segala bentuk korupsi,” katanya.
Pihaknya berharap, setidaknya mereka lebih jujur dalam penerapan nilai kanisius yaitu nilai kejujuran. Menurutnya, kategori bahaya jika anak tidak bersikap jujur sama dirinya, orang tua dan Tuhan.
“Kalau anak menyontek dalam mengerjakan tugas, maka dia tidak jujur dengan kemampuannya. Maka, siswa harus ditanamkan nilai kejujuran sejak dini,” ungkapnya.
Siswi Kelas 7B, Archangela Jesslyn Myrilla, turut menuliskan puisi anti korupsi berjudul Tikus Berdasi si Tukang Korupsi. Ia ingin memaparkan gambaran koruptor yang tidak bersih dalam profesinya.
“Kami para siswa tentunya senang adanya kegiatan ini bisa membawa manfaat. Khususnya menjadikan kami sebagai generasi penerus bangsa yang baik,” ungkapnya. (cr8/fat)