Kudus  

Kenalkan Bonsai Melalui Kudus Festival 2023

ANTUSIAS: Ibu-ibu pegiat ecoprint saat memperlihatkan produknya dalam even Kudus Festival 2023 bertema Exhibition & Cultural, akhir pekan lalu. (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Sebanyak 30 stand hadir dalam even Kudus Festival 2023 bertema Exhibition & Cultural. Festival pariwisata dan ekonomi kreatif ini digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus di Balai Jagong, akhir pekan lalu.

Salah satu yang turut memeriahkan festival adalah Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Kudus yang telah berdiri 1980-an. Tidak hanya menampilkan stand, mereka juga memberikan pelatihan kepada warga Kudus tentang perawatan bonsai.

Pegiat Bonsai, Fahrurrozi, menjelaskan, dalam pelatihan bonsai, masyarakat diajarkan merawat pohon bonsai. Di samping itu, mereka dikenalkan adanya PPBI di Kudus.

Baca juga:  1.200 Siswa SD Jawa Tengah Ramaikan Lomba MAPSI ke-25 di Kudus

“Kami juga ingin mengubah mindset orang-orang tentang pegiat bonsai yang sering dipandang sebagai perusak alam. Padahal, kita justru termasuk yang melestarikan karena setiap kami mengambil kemudian menumbuhkan tanaman lagi,” jelasnya kepada Joglo Jateng.

Fahrurrozi, menyebutkan, potensi minat masyarakat terhadap bonsai semakin meningkat tiap tahunnya. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, kerumitan penanganan bonsai membuat banyak orang penasaran.

“Perawatan bonsai membutuhkan kesabaran ekstra tinggi. Kami berharap, banyak yang berminat mendalami bonsai dengan ekonomi kreatif. Kami juga berharap adanya difasilitasi oleh pemerintah agar bonsai di Kudus terkenal lagi. Karena terakhir pameran yang kami ikuti pada 2012,” ujarnya.

Baca juga:  Pramuka SMA 3 Pati Peroleh Juara I PBB Tingkat Kabupaten

Sementara itu, Ketua Komunitas Ecoprint Ayank Uti, Helma Susanti,  juga mengaku ingin mengenalkan lebih luas produknya. Komunitas yang beranggotakan 30 pengusaha ecoprint ini menawarkan berbagai produk.

“Awal mulanya kami menginovasikan kain dengan produk ecoprint. Namun, seiring berjalannya waktu kami juga membuat produk dari kulit dan kertas . Terdiri dari sepatu, tas, kramik, termos, jam tangan, topi dan lain-lain.

Terakhir pihaknya ingin memperkenalkan komunitas ecoprint kepada khalayak. Helma berharap, pameran seperti ini sering diadakan agar para pegiat ekonomi kreatif bisa mengenalkan produknya.

Baca juga:  Dispertan Kudus Percepat Masa Tanam untuk Stabilitas Ketahanan Pangan 2025

“Paling tidak produk kami bisa dikenal. Di Kudus ini sendiri ecoprint sudah mulai booming karena kita lihat hampir setiap desa sudah mulai mengenal ecoprint. Kelebihannya ecoprint ini selain ramah lingkungan juga bisa dikerjakan ibu rumah tangga di rumah. Harapan ke depannya ecoprint bisa bisa go internasional,” pungkasnya. (cr8/fat)