SEMARANG, Joglo Jateng – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jawa Tengah menggelar Rapat Koordinasi Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Tahun 2023. Kegiatan ini berlansung di Gedung Sasana Widya Praja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jawa Tengah, pada Rabu (13/12/2023).
Kepala Lembaga Adminitrasi Negara RI (LAN-RI), Adi Suryanto berharap, kegiatan ini dapat menghasilkan beragam inovasi. Tujuannya untuk mendukung pencapaian penyelenggaraan PKN Tingkat II pada 2024 mendatang.
“Kita ingin agar ada ide-ide dan inovasi dalam penyelenggaraan PKN II ini. Sehingga apa yang kita harapkan bisa betul-betul tercapai. Dimana inovasi ini bisa mendukung dan mendorong pecapaian kerja PKN II,” katanya pada Joglo Jateng.
Rakor ini, kata dia, dilakukan secara rutin dan bergilir di seluruh BPSDMD di Indonesia. Tentu sebagai wadah silaturahmi dan kerja sama antarlembaga.
“Selain untuk menjalin silaturahmi dan kerja sama, momen ini merupakan wadah kita untuk saling belajar antar satu lembaga dengan lembaga lainnya. Sehingga kualitas pembelajaran ini bisa kita jaga lebih baik,” imbuh Adi.

Berdasarkan data yang diterima Joglo Jateng, kegiatan rapat koordinasi ini diikuti oleh 24 lembaga pelatihan yang menyelenggarakan PKN II. Sampai saat ini, tercatat ada 35 penyelenggara PKN tingkat II di seluruh Indonesia.
Kepala BPSDMD Jateng, Sadimin berharap, dengan adanya rakor ini BPSDMD di seluruh Indonesia bisa membahas isu-isu penting. Khusunya tentang bagaimana penyelenggaraan PKN tingkat II ini. Ia pun menyatakan bahwa penyelenggaran PKN tingkat II di BPSDMD berjalan sangat baik.
“Penyelenggaraan PKN tingkat II ini yang diselenggarakan oleh 24 BPSDM ada 35 angkatan itu sampai sekarang berjalan dengan baik. Di BPSDMD Jateng sendiri ada tiga angkatan. Itu juga berjalan dengan sangat baik. Terakhir besok tanggal 14 itu penutupan yang terakhir,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno yang turut hadir dalam kegiatan tersebut lagi-lagi berpesan kepada para peserta yang hadir untuk menjadi seorang pemimpin yang berintegritas. Sebab pemimpin itu harus menjadi contoh. Tidak hanya dari sisi pelaksanaan tugas, tapi bagaimana menjadi pemimpin bagi bawahannya.
“Integritas tidak mungkin dibangun dari bawah integritas harus dibangun dari pemimpin. Pemimpin harus menjadi contoh yang berintegritas. Tidak mungkin pemimpin tidak berintegritas bisa menegur anak buahnya yang tidak berintegritas,” tegasnya. (luk/mg4)