SLEMAN, Joglo Jogja – Sejumlah destinasi wisata di Kabupaten Sleman diperkirakan akan menjadi jujugan wisatawan untuk menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru 2024. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang kini kembali meningkat, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman meminta kepada pengelola wisata agar kembali menerapkan protokol cleanliness, health, safety, and environtment CHSE.
“Karena Covid-19 ini akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan, kemarin sudah kami buatkan surat edaran untuk setiap destinasi itu menerapkan CHSE. Kalau larangan jaga jarak kan sudah tidak ada lagi, tapi cuci tangan itu kita harapkan dilakukan dan pelaku pariwisata untuk menyediakan CHSE,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid, Kamis (21/12/23).
Untuk diketahui, CHSE merupakan sertifikat yang dikeluarkan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan di lingkungan wisata, baik untuk pengelola maupun wisatawan. Protokol CHSE meliputi cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan) dan environment sustainability atau kelestarian lingkungan.
Ishadi mengatakan, pengunjung yang datang ke destinasi wisata di Sleman, tidak perlu menggunakan masker seperti pada masa pandemi. Penggunaan masker saat ini hanya wajib bagi wisatawan yang sedang sakit agar tidak menular.
Kendati begitu, pihaknya mengimbau kepada pelaku wisata Jip Lava Tour maupun pengelola wisata di lereng Merapi untuk menyediakan masker. Hal ini untuk mengantisipasi jika gunung Merapi tiba-tiba erupsi dan abunya mengguyur wilayah destinasi sekitar, maka masker bisa langsung dibagikan kepada pengunjung.
“Kemudian yang tak kalah penting harus tetap menjaga jarak aman dari puncak. BPBD sudah ada aplikasi si Mantab untuk mendeteksi lokasi jarak aman sehingga bisa di download dan dimanfaatkan wisatawan demi keamanan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama sebelumnya telah meminta masyarakat agar tidak terlalu panik dan khawatir berlebihan dengan adanya peningkatan kasus Covid-19. Sebab, Covid-19 varian Eris ini masih bisa ditahan dengan vaksinasi booster yang sudah berjalan di masyarakat.
“Meksipun, saat ini kami mulai melakukan mitigasi terutama menjelang libur Natal dan tahun baru,” katanya.
Mitigasi dilakukan dengan mengutamakan 3 T, yaitu testing, trasing dan treatment. Begitu ada laporan kasus positif, maka Dinkes akan langsung melakukan trasing terhadap orang-orang di sekitar pasien tersebut. Mitigasi selanjutnya adalah menjalankan protokol kesehatan.
“Bagi mereka yang influenza atau sakit flu, maka dia wajib memakai masker dan cuci tangan. Baik itu di tempat umum maupun di dalam ruangan,” tegasnya. (bam/all)