KUDUS, Joglo Jateng – Perpustakaan Wijaya Kusuma terus menggencarkan kegiatan berbasis inklusi sosial. Khususnya bidang pendidikan. Perpustakaan yang diresmikan satu tahun yang lalu ini melanggengkan program bimbingan belajar (bimbel).
Pengurus perpustakaan, Musthofa Kamal menjelaskan, fokus program yang sementara ini dilakukan yaitu program bimbel yang dibuka secara gratis. Program itu ditujukan kepada anak-anak usia setara SD/MI yang dilaksanakan seminggu dua kali, Rabu dan Jum’at.
“Terdapat 40-an anak yang turut antusias ikut bimbingan belajar. Lebih lagi antusias anak-anak menjelang semesteran sangat membludak. Sementara di even liburan ini mereka tetap memanfaatkan waktu sambil menggambar dan membaca di perpus,” jelasnya.
Sayangnya, kata dia, antusias anak-anak tidak bisa diimbangi dengan koleksi buku untuk mereka. Karena minimnya koleksi buku anak yang dimiliki Perpus Wijaya Kusuma.
“Kami hanya memiliki 100 lebih sedikit buku di perpus. Buku yang kami dapat dari hibah masyarakat hingga pemuda serta Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Kudus. Itupun rata-rata buku kategori agama, bisnis dan pendidikan umum,” katanya sambil menunjukkan beberapa koleksi buku di Perpustakaan Wijaya Kusuma.
Ditambahkan Kamal, perpustakaan mengalami pemugaran pada Februari. Semenjak itu, antusias masyarakat dalam memanfaatkan ruang perpustakaan lebih meningkat.
“Mulai dari teman-teman KKN, ormas keagamaan di Padurenan hingga Ibu PKK. Berbagai pelatihan juga telah dilaksanakan di perpus ini misalnya pembuatan geplak sari dan minuman mlanger. Belum lama ini juga anak-anak IPNU IPPNU menggelar rapat di perpustakaan,” tambahnya.
Kamal berharap, perpusdes milik Desa Padurenan bisa dipromosikan ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. Sehingga ada kemajuan penambahan komputer sebagai peningkatan SDM di bidang digital.
“Rencana kami memang banyak. Sementara ingin merambah ke digital dengan membuat website dan pelatihan komputer untuk anak-anak. Rencana lainnya kami juga ingin mengenalkan perpustakaan melalui semacam perpus keliling,” harapnya.
Kepala Desa Padurenan, Thoni Hermawan, mengapresiasi jalannya Perpustakaan Desa Padurenan yang dikelola oleh para pemuda baik dari karang taruna maupun ormas lainnya. Pihaknya juga mendukung penuh peningkatan kualitas pendidikan melalui bimbel yang telah berjalan.
“Perpustakaan Wijaya Kusuma sudah berjalan dengan baik sesuai harapan. Hanya saja memang ada beberapa koleksi buku anak yang belum terpenuhi,” ujarnya.
Pihaknya mengaku PAD Desa belum sepenuhnya bisa mendukung peningkatan fasilitas perpustakaan. Sebab, kata dia, sebelumnya sudah terdapat dana yang dialokasikan pada perbaikan ruangan dan gedung.
“Keterbatasan dana masih menjadi kendala kita. Yang terpenting, anak-anak sementara ini memanfaatkan ruang belajar mereka dahulu. Koleksi buku nantinya akan tetap diusahakan,” ungkapnya.
Kelebihannya, perpustakaan desa memiliki jam yang tidak terbatas. Berbeda dengan perpustakaan sekolah. Maka perpustakaan bisa mensupport pendidikan anak-anak bangsa.
“Harapannya program perpustakaan terus aktif berjalan. Sementara, rencana ke depan akan ada ruang untuk digitalisasi,” pungkas Thoni. (cr8/fat)