SLEMAN, Joglo Jogja – Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman mengimbau kepada pengunjung yang berwisata, agar tidak mengkhawatirkan adanya erupsi Gunung Merapi. Pasalnya, aktvitas vulkanologi di Gunung Merapi bisa menjadi bonus tontonan wisata saat berkunjung ke Bumi Sembada.
Kepala Dispar Sleman Ishadi Zayid mengatakan, kondisi Gunung Merapi saat ini sangat aktif karena sering terjadi erupsi. Meski demikian, dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi, maka fenomena tersebut tidak perlu dikhawatirkan lagi.
“Dulu saat ada erupsi Merapi ada yang membatalkan untuk berwisata di Sleman. Tapi, sekarang malah bisa menjadi bonus atraksi wisata yang tidak ditemukan di daerah lain,” terangnya Kepada Joglo Jogja, Selasa (26/12).
Ia menjelaskan, aktivitas erupsi Merapi bisa menjadi tontonan telah melalu berbagai kajian dengan melibatkan BPBD dan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Namun untuk melihatnya harus memperhatikan jarak aman.
“Kalau dilihat dari jarak aman, saya pastikan bahwa itu bonus atraksi wisata yang tidak pernah dapat dilihat dari daerah lain,” ungkapnya.
Disinggung mengenai jarak aman, ia mengakui keadaannya sangat situasional. Namun demikian, dia memastikan pengunjung tidak perlu khawatir dikarenakan BPBD Sleman telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Sleman Tangguh Bencana (Simantab).
Pasalnya, di aplikasi itu, terdapat fitur Taman Levi. Pada saat dibuka maka akan diketahui perkembangan terkini Gunung Merapi mulai dari jarak luncur erupsi berapa kilometer maupun jarak aman yang bisa dijangkau.
“Jadi, orang bisa menggunakan gawainya untuk langsung tahu perkembangan terkini dari Merapi sehingga tidak perlu dikhawatirkan lagi saat terjadi erupsi,” katanya.
Meski demikian, sambung Ishadi, pada saat libur akhir tahun pengelola wisata di lereng Merapi diminta menyediakan masker untuk pengunjung. Hal ini sebagai antisipasi pada saat terjadi erupsi yang abu vulkaniknya mengarah ke Kabupaten Sleman.
“Jadi kalau ada hujan abu bisa langsung diberikan ke pengunjung untuk keamanan dan keselamatan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso menambahkan, status Gumung Merapi diterapkan masih pada Level III atau siaga. Pasalnya pada beberapa periode pengamatan terjadi beberapa kali guguran lava.
“Guguran lava mengarah ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 1,6 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak,” katanya.
Pihaknya mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di daerah potensi bahaya. “Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tutupnya. (bam/all)