Kudus  

Simpan Budi, Inovasi Perpustakaan Kudus yang Mudahkan Perpanjang Buku

TUNJUKKAN: Penggagas inovasi Simpan Budi, Ninik Mustikawati saat menunjukkan Simpan Budi di kantornya, Kamis (28/12/23). (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Guna memudahkan layanan perpanjangan buku, Dinas Arsip dan Perustakaan (Arpus) Kabupaten Kudus mengaggas Inovasi Sistem Perpanjangan Buku Mandiri (Simpan Budi). Inovasi ini menjuarai Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023 Pemkab Kudus dengan meraih nilai tertinggi, belum lama ini.

Penggagas inovasi ini, Ninik Mustikawati menjelaskan, melalui Inovasi Simpan Budi, Dinas Arpus memudahkan anggota perpustakaan daerah Kudus ketika ingin memperpanjang masa waktu peminjaman buku. Tak perlu harus datang ke kantor, pengunjung cukup mengurus dari mana saja lewat sistem perpanjangan buku mandiri Simpan Budi.

“Adanya inovasi ini jauh lebih efektif dan efisien. Selain hemat waktu juga hemat biaya transportasi pembaca,” jelasnya, Kamis (28/12/23).

Dikatakan Ninik, adanya Simpan Budi berangkat dari seringnya terjadi keterlambatan dalam pengembalian buku. Puncaknya adalah ketika masa pandemi banyak pembaca yang tidak mengembalikan buku tepat pada waktunya.

“Melalui website yang diakses melalui perpustakaan.kuduskab.go.id, peminjam bisa memperpanjang masa pinjaman hingga 21 hari. Setelah itu, mereka bisa mengembalikannya secara offline ke perpustakaan,” katanya.

INOVASI: Ninik Mustikawati menunjukkan website perpustakaan.kuduskab.go.id untuk memperpanjang peminjaman buku hingga 21 hari, Kamis (28/12/23). (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

Inovasi yang tengah diperlombakan di tingkat provinsi ini terbukti berdampak pada angka keterlambatan pinjaman. Yaitu menurun hingga 60 persen.

“Meskipun angkanya fluktuatif menyesuaikan banyaknya peminjam buku. Akan tetapi prosentasenya menurun semenjak ada Simpan Budi.

Ninik mengaku sempat tidak menyangka bisa meraih juara di kabupaten dan lolos di tingkat provinsi. Pihaknya ingin semua inovasi selalu dilakukan secara konsisten dan ditingkatkan demi pelayanan masyarakat.

“Sebenarnya kita tidak berpikir ini ke arah lomba. Karena kita hanya terus mencoba meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ungkapnya.

Pihaknya juga mempersilakan kepada perpustakaan sekolah maupun desa jika ingin mereplikasi Simpan Budi. Sebab, kata Ninik, ini bisa menjadi salah satu alternatif meningkatkan minat dan pelayanan membaca.

“Simpan Budi bisa direplikasi perpustakaan sekolah khususnya. Dengan membuat website sendiri ataupun jika ingin lebih mudah bisa mengikuti hosting Perpustakaan Daerah,” katanya.

Terakhir Ninik berharap, ada peningkatan minat baca masyarakat. Ia juga ingin adanya kejuaraan inovasi ini bisa memacu tim untuk semakin berinovasi.

“Harapannya semoga teman-teman semakin terpacu membuat unovasi membuat layanan publik. Terutama memudahkan masyarakat mengakses layana yang dibuat,” pungkasnya.  (cr8/fat)