KUDUS, Joglo Jateng – Memasuki 2024, Pemerintah Kabupaten Kudus, memiliki beberapa program yang digagas demi terciptanya kesejahteraan pendidikan. Pihaknya berencana membuat program Sekolah Menengah Pertama (SMP) Unggulan khusus menampung siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu tanpa dipungut biaya apapun.
Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan menyebutkan, nantinya SMP Unggulan ini berbentuk sekolah unggulan untuk warga miskin. Hal ini, kata dia, sebagai jawaban atas banyaknya siswa berprestasi dari keluarga tak mampu yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Sehingga mereka memiliki keterbatasan kesempatan mengikuti berbagai ajang perlombaan.
“Tujuannya tentu meningkatkan kesejahteraan. Nantinya siswa berprestasi dari keluarga tidak mampu tersebut akan diikutkan dalam berbagai program untuk peningkatan akademiknya. Misal les privat serta kesempatan mengikuti berbagai kejuaraan,”katanya.
Pihaknya berharap usulan tersebut bisa ditindaklanjuti di 2024 ini. Selain untuk menampung warga kurang mampu yang berprestasi, imbuh dia, siswanya nanti juga ditempatkan di asrama. Sehingga segala kebutuhan makan, pakaian, dan peralatan serta perlengkapan sekolah ditanggung Pemkab Kudus.
“Dari keluarga kurang mampu nanti akan kita boarding. Sekaligus dilakukan kerja sama dengan SMK vokasi biar langsung berkarya dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Syukur jika ada yang memberikan program beasiswa untuk mereka, sehingga jenjang SMK juga tidak perlu keluar biaya,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Harjuna Widada, mengungkapkan. Adanya rencana SMP Unggulan sekolah gratis untuk warga miskin berprestasi telah ditindaklanjuti. Saat ini telah sampai tahap rapat koordinasi.
“Bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kudus dan Asisten 1 Setda Kudus, kami telah menggelar rapat koordinasi. Dan saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan,” ungkapnya.
Menurut keterangan Harjuna, Pemkab Kudus juga memberikan dukungan anggaran sebesar Rp 500 juta. Data itu untuk penyusunan studi kelayakan dan gambar kerja detail (Detail Engineering Design/DED) pada tahun anggaran 2024.
“Kami juga akan melibatkan akademisi, sehingga gagasan sekolah gratis khusus warga miskin berprestasi bisa direalisasikan. Yang terpenting harapan kami, bisa diketahui kelayakan bangunan dan daya tampung siswanya dengan menyesuaikan kemampuan anggaran daerah dalam membiayai sekolah hingga selesai,” pungkasnya. (cr8/fat)