PRODUK yang dihasilkan para ibu rumah tangga, yang berstatus sebagai nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) di Yogyakarta, menuai pujian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dinilai, produk tersebut memiliki kualitas bagus dengan harga yang kompetitif di pasar global.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat membeli sejumlah produk para nasabah program binaan Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar, di Lapangan Keyongan Kidul Sabdodadi, Bantul, belum lama ini.
“Saya tadi di depan beli celana, harganya saya bayar Rp 15 ribu. Artinya, ini sangat murah, kompetitif dan bisa bersaing dengan negara-negara lain,” ujar Jokowi.
Dengan demikian, diyakini produk berupa celana batik tersebut akan laris jika dijual ke pasar seperti Afrika. Maka, pihaknya mendorong agar bisa diekspor dalam jumlah besar. “Harganya Rp 15 ribu, berarti satu dolar, pasti laku. Saya berikan jaminan ini. Biar orang-orang Afrika pakai celana batik semuanya,” pungkasnya.
Sementara itu, penjual celana itu, Sumini Siti Aisyah mengatakan, sudah menjadi nasabah PNM Mekaar sejak 2017. Produk itu dibuat dengan pinjaman modal senilai Rp 2 juta dan saat ini sudah masuk Rp 9 juta.
“Saya mulai bergabung pada 2017. Saya pindahan dari Jakarta ke kampung untuk merawat orang tua, jadi mau usaha bingung. Akhirnya konveksi dan Alhamdulilah berjalan dan berkembang,” tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha Sumini terus berkembang hingga kini memiliki omzet sekitar Rp 5 juta per pekan. Setelah dipotong cicilan Mekaar, ia menyebut pendapatan bersihnya sekitar Rp 1,5 juta.
Dirinya berharap meskipun pemerintahan berganti, Program Mekaar bisa terus berlanjut ke depannya. Pasalnya, menurutnya telah membantu para ibu dalam perekonomian keluarga.
“Mudah-mudahan dilanjutkan walaupun ganti presiden. Membantu banget sebenarnya untuk perekonomian ibu-ibu kayak kami. Soalnya pinjam orang belum tentu boleh. Kalau begini kan dibantu, mencicil kasarnya. Tidak terlalu berat, bunganya tidak terlalu tinggi, tidak seperti rentenir,” imbuhnya.(ara/sam)