SEORANG tuna daksa asal Semarang dengan tekun menjalani kesenangannya melukis. Sejumlah karyanya pun telah dikirim ke luar negeri. Lukisan Rizqi Puput Isnaini (30) dilelang pada saat perayaan Hari Ibu pada 22 Desember 2023 lalu, dan laku sebanyak dua kali. Ia pun berhasil mendapatkan 1.450 dollar.
“Paling berkesan itu lukisan tentang ibu dan anak. Lukisannya bisa ke luar negeri atas itu kerja sama dengan komunitas difabel,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Senin (5/2/24).
Hasil dari penjualan kedua lukisan itu tidak seluruhnya ia gunakan untuk pribadi. Puput juga memberikan untuk Rumah Difabel, serta ongkos sewa studio.
Perempuan kelahiran 20 Desember itu juga berpengalaman mengikuti berbagai lomba melukis sampai ke tingkat internasional bersama dengan teman-teman dari komunitas lainnya. Dalam satu perlombaan yang berlangsung di Rumania, dirinya menjadi salah satu penyandang disabilitas dari Indonesia yang lolos 15 besar.
Ratusan lukisan sudah pernah ia buat mulai dari tahun 2015. Mayoritas lukisan tersebut ia buat sesuai dengan pesanan dari customer.
“Yang paling sering persen sketch wajah yang realisme untuk kebutuhan kado wedding, ultah, graduation. Kebanyakan lukisan wajah, langsung dikirim ke orang yang order. Jadi yang dipajang di rumah hanya sekedarnya aja,” jelasnya.
Harga lukisan bervariasi tergantung dari ukuran kanvas dan tingkat kesulitan. Ada dua metode melukis yang ia gunakan, yakni digital dan manual.
“Kalau manual dan digital mulai start Rp 150 ribu. Dan Alhamdulillah pernah sampai ke Bapak Jenderal Andika Perkasa. Bahkan aku pernah gak nyangka aku punya kursi roda elektrik yang super canggih dari beliau,” ungkap Puput dengan bahagia.
Selain kursi roda, ia juga mendapat alat melukis digital dari purnawirawan TNI yang menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia pada 2021 sampai 2022 tersebut. Rizqi kemudian diajak menaiki mobil perang bersama.
“Itu sudah keren karena tidak semua orang sedekat itu sama Bapak (Andika Perkasa, Red.). Sampai bisa ngobrol naik mobil perang bareng. Karena seumur hidup aku dan keluarga gak pernah diperlakukan se-spesial itu,” tutur Puput.
Awalnya ia tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang pelukis. Diakuinya, melukis merupakan hobinya sejak kecil yang dikerjakan sesuka hati.
“Tahun 2015 putus sekolah saat pertengahan kelas 5 SD saya tidak dapat pendidikan dari manapun setelah itu, karena total tidak bisa jalan itu. Namun seiring berjalannya waktu akhirnya ikut-ikut lomba di medsos, ikut event gambar anime, terus dapat juara, sering upload juga ternyata banyak yang suka. Terus banyak notice dan nanya,” ujar dia.
Dari situlah, ia mulai bersemangat dengan membeli sejumlah alat lukis yang berstandar profesional. Kemudian, ia kembangkan diri untuk eksplor lebih jauh dengan mengenali alat-alat media lukis sambil belajar secara otodidak dari YouTube.
“Dari Facebook sharing teman-teman akhirnya ikut komunitas, sampai sekarang berkembang,” ujarnya.
Meski ia sempat putus sekolah, namun dirinya ingin melanjutkan kembali pendidikannya untuk mengembangkan passion di bidang seni. Selama ia menjadi seorang tuna daksa, sempat awalnya disepelekan oleh orang-orang sekitar. Akan tetapi, dengan banyaknya prestasi yang diperoleh Puput, stigma negatif dari masyarakat berubah menjadi positif.
“Akhirnya orang-orang melihat difabel bisa berprestasi, bisa melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat. Pada akhirnya mereka menghargai kita (penyandang disabilitas, Red.),” ucapnya.
Dia mengaku mendapat hikmah karena tetap bersyukur dan melakukan hal positif selama menjalani hidup. Hal itu menurutnya menyenangkan.
“Kamu tidak akan tahu di depan ada kado terindah seperti apa,” kata Puput.
Dirinya juga menyakini, penyandang disabilitas bisa setara dengan teman-teman non difabel dalam hal apapun. Sebab mereka mempunyai kelebihan yang justru tidak setiap orang non difabel miliki.
“Kita percaya aja kalau kita yakin pasti bisa dan berusaha untuk menghapus stigma buruk tentang difabel. Kita suarakan lagi kita buktikan dengan cara kita. Nantinya masyarakat akan melihat value kita, dan mereka akan mengikuti,” imbuhnya. (int/adf)