4 Kota di Jateng Kembali Masuk 10 Besar Kota Paling Toleran

Kepala Kesbangpol Jateng, Haerudin
Kepala Kesbangpol Jateng, Haerudin. (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Empat kota di Provinsi Jawa Tengah kembali masuk 10 besar kota paling toleran di Indonesia tahun 2023. Berdasarkan laporan SETARA Institut, keempat kota itu adalah Salatiga yang menempati posisi ketiga, Semarang di urutan kelima, dan Magelang di posisi keenam serta Surakarta pada urutan kesepuluh.

Posisi ini mengalami perubahan dibanding pada tahun 2022 lalu. Sebelumnya, Salatiga berada di urutan kedua dan Kota Surakarta peringkat empat. Sementara Semarang menempati posisi ketujuh dan Magelang di peringkat sepuluh.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Haerudin mengatakan, pihaknya merasa bangga karena keempat kota tersebut tetap konsisten masuk dalam 10 besar kota paling toleran di Indonesia.

“Sama seperti tahun kemarin, empat kota ini masuk dalam 10 besar kota paling toleran. Tentu kami mengapresiasi kerja-kerja untuk kaitannya dengan upaya toleransi yang selama ini cukup baik dilakukan di empat kota ini,” katanya, belum lama ini.

Haerudin menyebut, indeks toleransi ini diukur dari berbagai indikator. Misalnya sejauh mana relasi antarumat beragama dan bagaimana masyarakat bisa hidup rukun bersama tetangga yang berbeda agama maupun kepercayaan.

“Atau misalnya bagaimana anak-anak kita bermain dengan anak-anak orang lain yang beda etnis dan agama. Bila masyarakat menganggap itu kehidupan normal tanpa ada perbedaan-perbedaan, maka otomatis tingkat toleransi akan bagus, kalau mempersoalkan, masih khawatir, maka nilai toleransinya cenderung kurang baik,” bebernya.

Menurutnya, salah satu tantangan di depan yaitu menjaga toleransi yang sudah baik ini di tengah keberagaman. Dia juga berharap sikap toleransi di Jawa Tengah dapat terus dipertahankan.

“Tantangan ke depan bagaimana kemudian meningkatkan lagi toleransi dan mempertahankan apa yang sudah ada. Karena di tengah keberagaman itu tantangan dari toleransi sendiri adalah keberagaman,” ucap Haerudin.

Terlebih di tengah momentum Pemilu 2024, Kesbangpol Jateng berharap agar toleransi bisa terus terjalin meskipun masyarakat memiliki perbedaan pilihan politik.

“Menghadapi Pemilu ada tangangan tersendiri, bagaimana nilai toleransi itu bisa kita jaga, bisa kita pertahankan di tengah perbedaan pilihan politik, perbedaan kepentingan, dan tentu saja di tengah suasana tahun politik di 2024 ini,” ujarnya.

Lebih lanjut pihaknya berpesan kepada masyarakat untuk menghargai perbedaan pilihan politik dan membuat narasi positif di media sosial. Haerudin menegaskan bahwa Pemilu merupakan sarana integrasi bangsa, bukan untuk pemecah belah.

Sebagai informasi SETARA Institut merilis laporan indeks kota toleran (IKT) 2023. Dari 10 besar, Singkawang tercatat sebagai kota dengan skor toleransi tertinggi yaitu 6,500. Setelah itu Bekasi dengan skor 6,460; Salatiga dengan skor 6,450; Manado dengan skor 6,400.

Kemudian Kota Semarang dengan skor 6,230; Magelang dengan skor 6,220; Kediri dengan skor 6,073; Sukabumi dengan skor 5,997; Kupang dengan skor 5,953 dan Kota Surakarta dengan skor 5,800. (luk/gih)