MTsN 8 Sleman Ajarkan Batik Disekolah untuk Seragam Siswa

BERKREASI: Siswa-siswi MTsN 8 Sleman saat memamerkan hasil karya batik besutan mereka di halaman sekolah, belum lama ini. (DOK.SEKOLAH/JOGLO JOGJA)

BATIK merupakan karya budaya bangsa yang harus dilestarikan dan dibudayakan sejak dini, bahkan saat ini sudah menjadi identitas Indonesia. Serta telah ditetapkan oleh United Nations Educational, Scientificand Cultural (UNESCO) sebagai warisan budaya.

Kelestarian dan membudayakan batik terus digaungkan dan diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 8 Sleman. Bahkan, hal itu sudah dilakoni warga sekolah sejak 2015 sampai sekarang.

Kepala MTsN 8 Sleman Agus Sholeh mengatakan, setiap Kamis siswa diwajibkan memakai seragam batik yang merupakan hasil karya sendiri. Pemakaian itu merupakan salah satu bentuk apresiasi atau penghargaan dari madrasah terhadap hasil karya siswa-siswinya.

Baca juga:  Perpustakaan Ankawijaya Terus Tingkatkan Pelayanan

“Dengan menggunakan seragam batik buatan sendiri para siswa lebih bangga dan termotivasi untuk mengembangkan kreativitasnya,” katanya.

Agus menambahkan, jenis batik yang diajarkan adalah batik ikat celup. Adapun prosesnya membuat motif dan warna pada kain putih polos dengan teknik mengikat dan menutup sebagian kain menggunakan karet atau raffia, yang berfungsi merintangi warna masuk keserat kain, selanjutnya dicelup pada pewarna kain.

“Karet atau rafia dibuka setelah pencelupan selesai yang kemudian akan muncul motif tertentu sesuai ikatan,” jelasnya.

Sementara itu,  Guru Batik MTsN 8 Sleman Anita Dwi Astuti menambahkan, pembuatan batik ikat celup diwajibkan bagi siswa kelas tujuh. Hal itu lantaran akan dipakai sebagai seragam pada Kamis seperti kakak kelas lainnya.

Baca juga:  Cetak Generasi Religius, Unggul, Berkarakter melalui Tahfidz

“Semua dikerjakan secara mandiri dari mulai desain pola, proses jumput dan ikat sampai pewarnaan,” tuturnya.

Tak hanya itu, kegiatan membatik ini menjadi upaya untuk menumbuhkan cinta budaya bagi siswanya, serta mengembangkan bakat. Maka, adanya pengajaran membatik itu dapat menambah pengetahuan bagi siswa. Selain itu, kedepan siswa diharapkan dapat membuat motif-motif yang lebih bervariasi.

Lebih lanjut, batik yang diajarkan bisa diartikan sebagai salah satu jenis yang mudah dibuat, jika dibandingkan dengan pembuatan batik tulis maupun cap. Hal itu lantaran teknik yang digunakan dirasa tidak begitu rumit.

Baca juga:  Siapkan 3.000 Dosis Vaksin Rabies Gratis

Anita menuturkan, pemilihan kreasi batik bertujuan untuk mengasah kreativitas siswa dan menambah wawasan baru dalam membuat pakaian. Sehingga, tidak hanya tahu pembuatan baju lewat sablon saja.

Disisi lain, salah satu siswa kelas 7 MTs N 8 Sleman Zidan merasa bangga, sebab bisa membuat batik sendiri yang nantinya akan dipakai sebagai seragam. “Ini pengalaman pertama saya, pokoknya seru banget dan tidak menyangka, dari kain putih polos bisa jadi sebuah batik motif yang timbul,” paparnya.(bam/sam)