SEMARANG, Joglo Jateng – Dalam merayakan Hari Valentine dan Imlek, SD Mataram menggelar berbagai lomba di halaman sekolah. Di antaranya penampilan liong (naga), barongsai, fashion show busana Tionghoa, dan makan bersama.
Kepala Sekolah SD Mataram, Martin Sitepu mengatakan, kegiatan ini memang diadakan rutin setahun sekali. Diketahui, sekolah tersebut mempunyai branding Bhinneka Tunggal Ika, sehingga semua kegiatan mengarah pada kebhinnekaan.
“Tujuannya untuk mengajarkan anak-anak tentang kebhinekaan yang ada supaya mereka juga belajar menghargai dan menghormati perbedaan yang ada,” ucapnya, belum lama ini.
Ia menambahkan, persiapan untuk kegiatan ini sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari melalui pembelajaran bahasa Mandarin. Pada momen Hari Imlek ini, para siswa juga diunjuk percaya dirinya dengan menyanyi bahasa asing itu.

Martin berharap, dengan adanya kegiatan ini anak-anak semakin mencintai perbedaan yang ada. Sehingga semangat belajar semakin semangat, serta tidak ada pembatas adanya kelompok etnis di lingkup sekolah.
“Hal ini justru menjadikan mereka (anak-anak, Red.) yang semangat belajar berdasarkan cinta atas perbedaan. Jadi enak semuanya itu. Walau disini ada banyak anak-anak Tionghoa, Jawa ada tapi itu tidak menjadikan alasan kita untuk (memilih-milih dalam, Red.) berteman atau bergaul,” harapnya.
Ketua Panitia, Efie Ida Ariani menjelaskan, SD Mataram ini juga mengenalkan budaya, khususnya tentang anak peranakan Tionghoa di Semarang. Pihaknya juga memiliki ekstrakulikuler barongsai dengan tujuan melatih keberanian dan melestarikan budaya.
“Anka-anak diajarkan untuk mengungkapkan rasa sayangnya kepada orang dikasihi. (Baik itu, Red.) orang tua maupun teman-temannya. Kita juga mengajarkan perform juga kreativitas,” kata dia.
Hal yang menarik lainnya, kata Efie, pihaknya memperbolehkan para siswa mengenakan pakaian nuansa Imlek dengan warna dominan merah dan pink. Warna tersebut melambangkan Hari Kasih Sayang.
“Nama baju Imlek itu Cheongsam, seperti yang saya pakai. Harapannya anak-anak kita berikan nilai-nilai supaya mereka juga bisa belajar toleransi. Kita tidak hanya satu suku tapi banyak. Agama juga banyak. Jadi harapannya dari sekolah ini lah mereka belajar toleransi dan menghormati,” pungkasnya. (int/adf)