Sepekan Banjir, 2 Orang Kehilangan Nyawa dan Kerugian Capai 117 Miliar

MULAI SURUT: Warga beristirahat di teras rumah mereka yang belum bisa dihuni pascabanjir di Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Minggu (18/2/24). (ANTARA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), mencatat kerugian akibat banjir Demak mencapai Rp117 milliar. Besaran kerugian tersebut diprakirakan masih bakal terus naik.

Kepala BPBD Jateng Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan, kerugian tersebut terhitung sejak terjadinya banjir pada Selasa (6/2) hingga Kamis (15/5). “Macam-macam, ada fasilitas umum, rumah, jalan dan lainya. Dan itu (Rp117 milliar) masih bisa bertambah,” ungkap Bergas saat dikonfirmasi Joglo Jateng, belum lama ini.

Terkait korban jiwa, BPBD Jateng mencatat ada dua orang dewasa meninggal dunia. Identitas dua orang tersebut merupakan warga asli Demak.

“Satu orang karena kejeglong (jatuh) saat naik motor di jalan. Satunya lagi karena terpeleset,” bebernya.

Adapun kondisi banjir saat ini sudah mulai surut atau hanya tersisa di tiga kecamatan dari yang sebelumnya tujuh kecamatan. Tiga kecamatan itu yakni Karangayar, Gajah dan Mijen yang ketinggian airnya masih sekitar 1 meter.

“Pantura kondisinya masih lumpuh. Karena kalau di jalan airnya masih sekitar 30-40 centimeter (cm). Terus kan masih terhalang truk-truk yang belum pada diambil karena terjebak banjir pas awal-awal itu,” imbuhnya.

Bergas juga membenarkan bila masih ada rumah terendam dan jiwa yang mengungsi karena kampungnya masih terendam banjir. Kendati demikian, ia tak merinci ada berapa rumah dan jiwa yang terdampak itu.

Sedangkan untuk tanggul, BPBD Jateng mengungkapkan saat ini tanggul-tanggul sungai yang jebol sudah mulai diperbaiki. Pihaknya pun meminta masyarakat untuk lebih waspada dan Pemerintah Daerah (Pemda) uktuk lebih sigap dalam mengantisipasi bencana kedepanya. (luk/gih)