KOTA, Joglo Jogja – Pasar Sentul kini tak kalah saing dengan pasar modern usai direvitalisasi sejak Mei 2023 lalu. Akan ada 695 pedagang yang direncanakan siap menempati bangunan baru itu pada akhir Februari atau awal Maret nantinya.
Paniradya Pati, Aris Eko Nugroho mengatakan, sejumlah pasar di DIY saat ini mulai ditata lebih modern dan representatif bagi aktivitas perdagangan. Salah satunya Pasar Sentul, yang menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) senilai Rp 28,43 miliar.
“Revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya pelaku bisnis. Hal ini sangat sesuai dengan tujuan Undang-Undang Keistimewaan (UUK) yaitu menyejahterakan masyarakat,” ungkapnya
Revitalisasi Pasar Sentul sendiri mengusung konsep bangunan bergaya Indis berwarna putih. Dengan penambahan dari satu lantai menjadi dua lantai serta rooftop. Serta memiliki daya tampung yang semakin besar ini, maka bisa menampung pedagang di Pasar Sentul maupun PKL dari Alun-alun Sewandanan Pakualaman, yang sudah terdaftar.
“Selama proses revitalisasi, seluruh pedagang direlokasi sementara di Jalan Babaran, Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta. Selain itu Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta juga memfasilitasi shelter sementara bagi para pedagang agar tetap berjualan selama Pasar Sentul dibangun,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani menyampaikan, rencana perpindahan pedagang dari shelter ke pasar dilakukan setelah pemilu pada Februari 2024. Sekaligus masih dilakukan persiapan penataan pedagang dan akan menambah sarana prasarana (Sarpras) yang belum ada.
“Kami barusan cek, Bank BPD DIY diminta membantu dengan CSR untuk beberapa sarpras pasar yang belum lengkap. Misalnya signage atau penanda jalur dan papan zonasi produk pedagang,” tuturnya.
Nantinya, Pasar Sentul dilengkapi fasilitas utama dan penunjang untuk mempermudah mobilisasi. Terdiri dari kios, los dan lapak yang akan ditempati. Sementara penunjang berupa tempat parkir kendaraan, ruang pengelola, ATM, tempat ibadah, kamar mandi/WC, pelayanan kesehatan, sarana pengamanan dan lainnya.
“Penataan para pedagang dibagi beberapa zona penempatan. Lantai satu pedagang kering seperti sayuran, buah, hasil bumi, jajanan dan lainnya. Kemudian lantai dua diperuntukkan pedagang basah seperti daging sapi, kambing, ayam, bumbu, sembako, kelontong dan sebagainya. Sementara, lantai tiga atau rooftop bakal menjadi zona kuliner,” pungkasnya.(riz/sam)