BANTUL, Joglo Jogja – Sekolah Dasar (SD) se-Kapanewon Banguntapan, menjaring siswa-siswi berprestasi non akademik melalui Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat kecamatan. Diharapkan menghasilkan peserta didik yang berprestasi dan bisa bersaing ke tingkat lebih lanjut.
Ketua FLS2N Kapanewon Banguntapan, Tumini Tris Mursini menyampaikan, ini merupakan program yang dibawahi langsung oleh pemerintah pusat, untuk menjaring siswa-siswi berprestasi di setiap daerah. Yang diikuti oleh SD dan MI.
“Jadi memang sudah rutin dilakukan setiap tahun, untuk mencari siswa-siswi yang terbaik. Selanjutnya, mereka akan kita ikutkan di FLS2N tingkat kabupaten, provinsi, atau pun nasional,” ungkapnya.
Menurutnya, FLS2N ini menyediakan lima cabang lomba yang bisa diikuti seluruh sekolah tingkat dasar di Banguntapan. Yakni pantomim, menyanyi tunggal, kriya anyaman, gambar bercerita dan tari.
“Dari 33 sekolah SD dan MI, ada 32 sekolah yang mendaftar, tapi tidak semua mengikutkan siswa-siswinya di semua cabang. Dikarenakan mereka berminat mengikuti cabang tertentu,” terangnya.
Sedangkan, tidak ikutnya semua sekolah seluruh cabang yang ada cukup beralasan, pasalnya tidak semua sekolah yang ada memberikan fasilitas bagi siswa-siswi berprestasi di luar akademik. “Ini kan bidang non akademik, jadi tidak semua sekolah memfasilitasi ekstra kurikuler yang mewadahi minat bakat,” katanya.
Setelah perlombaan tingkat kapanewon ini, pihaknya berharap banyak siswa-siswi yang bisa ikut di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Sedangkan, di tahun ini pihaknya belum bisa menentukan apakah akan ada siswa-siswi yang akan melaju.
“Pengalaman tahun kemarin, kita sampai tingkat kabupaten, saat pandemi lalu pernah sampai nasional di cabang kriya anyam. Untuk saat ini, kami belum bisa memastikan maju tingkat provinsi atau tidak. Tapi akan berusaha semaksimal mungkin di kabupaten, meskipun tidak target sampai sejauh mana setelah itu,” ujarnya.
Pihaknya mengatakan, kegiatan ini bukan semata-mata hanya mencari siswa berprestasi dengan instan. Melainkan, dapat menjadi pembelajaran bagi setiap sekolah.
“Harapannya, ke depannya sekolah-sekolah bisa memfasilitasi bakat dan minat anak di bidang non akademik. Sehingga otomatis nanti pada saat ada kegiatan lagi, mestinya ada perbaikan,” pungkasnya.(nik/sam)