Pawiyatan Aksara Serentak, Upaya Lestarikan Warisan Budaya

TULIS: Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara, belum lama ini. (HUMAS/JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo Jogja – Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta kembali menggelar pawiyatan aksara serentak di 30 kampung, yang dimulai 20 Februari hingga 5 Maret mendatang. Hal ini dilakukan supaya mengembangkan dan melestarikan warisan budaya aksara jawa.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan, pawiyatan aksara ini berupaya mewariskan tradisi tulis menulis menggunakan aksara Jawa dari generasi ke generasi. Sehingga merupakan cara yang konkret dalam menjaga agar pengetahuan itu tidak hilang begitu saja.

“Aksara Jawa tidak hanya sekadar sistem penulisan, tetapi bagian dari identitas budaya masyarakat Yogyakarta. Untuk itu, kegiatan ini menjadi salah satu upaya sangat penting dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya itu,” tuturnya.

Pihaknya mengharapkan, dengan pawiyata aksara itu dapat menjaga keberlangsungan pelestarian dan pengembangan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. Lantaran tidak hanya melestarikan saja, namun memperkaya kehidupan budaya dan intelektual bagi mereka.

“Ini menjadi tonggak penting dalam memastikan aksara Jawa tetap hidup dan relevan dalam konteks modern, utamanya di wilayah Kota Yogyakarta,” bebernya.

Sementara itu, Plt. Kepala Bidang Sejarah Permuseuman Bahasa dan Sastra Disbud Kota Yogyakarta Susilo Munandar menambahkan, nantinya pihaknya akan menggandeng beberapa komunitas sastra. Di antaranya Jawacana, Jawara Aksara, Sega Jabung, Dwijo Aksara, Banyu Mangsi, Geng Kobra, Jangkah, Geber Jawa, Iqro Hanacaraka dan Kluwak.

“Kegiatan ini menyasar semua usia, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Di setiap kampung terdapat satu rombongan belajar yang terdiri dari 25-30 orang peserta dan lokasi pelaksanaannya berbeda, di balai RT/RW, rumah warga, pendopo, masjid dan sebagainya,” katanya.

Sedangkan untuk teknis pembelajarannya terdapat dua metode, yakni untuk anak-anak mengenal aksara Jawa dengan gembira melalui permainan dan mewarnai. Kemudian, remaja atau dewasa membaca aksara Jawa secara manual dan digital melalui ponsel atau laptop.

“Masing-masing akan melaksanakan pawiyatan sebanyak dua kali pertemuan. Target ke depannya akan menjangkau ke 169 kampung se-Kota Yogyakarta,” pungkasnya.(riz/sam)