Pati  

Kasus TBC di Pati Masih Tinggi

ILUSTRASI: Karyawan salah satu perusahaan saat melakukan skrining untuk pencegahan penularan penyakit TBC, belum lama ini. (LUTHFI MAJID/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Temuan kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Pati dilaporkan masih tinggi. Sebanyak 1.200 kasus TBC ditemukan pada 2023 lalu.

Hal ini ungkapkan Koordinator SSR Mentari Sehat Indonesia (MSI) Kabupaten Pati, Yasir Al Imron. Pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menekan tingginya angka penyakit menular tersebut.

“900 orang dinyatakan sembuh. Kita perkuat program di awal sehingga bisa berjalan dengan maksimal,” kata dia usai Rakorda Eliminasi TBC di Ruang Kembang Joyo Setda Pati, belum lama ini.

Pihaknya menargetkan sekitar 500 kasus TBC harus diskrining oleh kader. Kemudian target Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) mendapatkan 200 orang.

“Targetnya semua pasien diinvestigasi kontak. Baik di rumah sakit, puskesmas maupun klinik,” lanjut dia.

Dia menyebut ada tempat yang rawan penyebaran TBC. Mulai dari pondok pesantren, lapas, pasar, hingga tempat kerja. Menurutnya, ketika 1 orang ter diagnosa TBC maka yang lain jadi terduga sebab penularan TBC sangat cepat.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Pati, Joko Leksono mengatakan, pihaknya masih menemukan kader yang tidak aktif. Baik puskesmas maupun di rumah sakit.

“Banyak kader di Batangan dan Juwana yang sekarang tidak aktif. Kami berharap masyarakat masih mempunyai niat tulus menjadi kader seperti kecamatan lain. Dalam hal ini kader MSI itu sangat membantu dalam pencegahan TBC,” sambungnya.

Dinkes bersama dengan MSI berupaya melakukan penanggulangan TBC tidak hanya dengan tenaga kesehatan. Melainkan juga melibatkan kader kesehatan karena temuan penyakit ini terbilang cukup tinggi.

“Kasus di Pati lumayan tinggi. Dalam setahun kasus meninggal ada ratusan. Sehingga harapannya ini untuk tahun 2025 nanti turun separuhnya,” pungkasnya. (lut/fat)