Pemprov Jateng Targetkan 100 Desa Mandiri Sampah Tahun Ini

KETERANGAN: Sekda Jateng Sumarno saat memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Jawa Tengah di Wisma Perdamaian, Semarang, Selasa (27/2/24). (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Sebagai upaya mengurangi sampah plastik, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) mentargetkan ada 100 desa mandiri sampah hingga akhir tahun 2024. Terlebih setelah sukses membangun 48 desa mandiri di Jateng pada 2023 lalu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng Widi Hartanto menyampaikan, setiap tahun ada 6 juta ton sampah yang diproduksi masyarakat Jawa Tengah. Karena itu melalui Desa Mandiri Sampah diharapkan pengolahannya sampah bisa menjadi lebih baik. Dengan demikian akan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

“Harapannya sampah tidak harus dibuang ke TPA, jadi masing-masing desa bisa mengelola sampah di desanya masing-masing,” jelas Widi usai membuka kegiatan puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Jawa Tengah di Wisma Perdamaian, Semarang, Selasa (27/2/24).

Pihaknya menargetkan, tahun ini jumlah Desa Mandiri Sampah dapat bertambah secara bertahap. Terlebih menurutnya kesadaran masyarakat terhadap kepedulian sampah terus meningkat. Terbukti dari adanya bank sampah di tingkat RT dan RW, kemudian pembuatan eco enzym, dan dijadikan sebagai makanan untuk magot.

“Tahun 2023 ada 48 desa. Kami berharap tahun berikutnya ada dua kali lipatnya, bisa mencapai 100 (Desa Mandiri Sampah),” tegasnya.

Sementara Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengatakan, program baru Desa Mandiri Sampah ini akan terus dikembangkan. Pada kesempatan itu, Pemprov memberikan penghargaan pada 48 desa yang berhasil mengelola sampahnya dengan baik. Harapannya dapat memicu motivasi kepada wilayah lain untuk menerapkan hal yang sama.

“Kita targetnya semua Desa Mandiri Sampah,” ujar Sumarno.

Komitmen Pemerintah dan dukungan masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan mengatasi permasalahan sampah plastik di Jawa Tengah. Keterlibatan seluruh stakeholder dalam menyukseskan penangangan sampah plastik juga terus didorong. Mulai dari kampanye anti sampah plastik dan menggalakkan sistem ekonomi sirkuler dalam pengelolaan sampah. Sehingga dapat menjaga keberlanjutan dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Masalah sampah itu ada di dua titik. Pertama dari penghasil sampah ini perlu kita sosialisasikan kepada masyarakat agar mereka peduli sampah. Kedua dari sisi pengolahan sampah,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Sumarno mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik produsen, pelaku usaha maupun masyarakat untuk berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. Yakni melalui pengolahan maupun pengurangan sampah, dengan cara membatasi penggunaan kemasan plastik sekali pakai. Terutama pada sektor-sektor produktif seperti pariwisata, hotel, restoran, kafe dan penyelenggaraan pertemuan atau pertunjukan. (luk/gih)