KOTA, Joglo Jogja – Tingkat inflasi Kota Yogyakarta pada Februari 2024 menjadi yang tertinggi dibandingkan kabupaten lain di DIY. Yakni sebesar 2,83 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,14. Menyusul Kabupaten Gunungkidul yang tercatat mengalami inflasi sebesar 2,69 persen dengan IHK sebesar 105,25.
Kepala BPS Kota Yogyakarta Mainil Asni mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Di antaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi yang terbesar dengan nilai 6,73 persen.
“Subkelompok yang mengalami inflasi year on year (y-on-y) tertinggi, yakni subkelompok rokok dan tembakau sebesar 11,25 persen. Sedangkan terendah yaitu subkelompok minuman tidak beralkohol sebesar 3,48 persen,” terangnya, beberapa waktu lalu.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y yakni beras sebesar 0,61 persen, cabai merah sebesar 0,18 persen, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) sebesar 0,15 persen. Kemudian bawang putih sebesar 0,11 persen, gula pasir, dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) masing-masing sebesar 0,06 persen.
“Kelompok ini memberikan andil inflasi month on month (m-on-m) sebesar 0,25 persen. Dengan komoditas dominan di antaranya beras, telur ayam ras, cabai merah, daging ayam, dan minyak goreng. Kemudian beberapa komoditas memberikan andil deflasi m-on-m di antaranya bawang merah sebesar 0,04 persen, cabai rawit, kol putih, semangka, kacang panjang dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01 persen,” ungkapnya.
Kelompok pakaian dan alas kaki juga mengalami inflasi y-on-y sebesar 0,71 persen. Terjadi kenaikan IHK dari 101,46 pada Februari 2023 menjadi 102,18 pada Februari 2024. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,76 persen dengan kenaikan IHK dari 101,66 pada Februari 2023 menjadi 102,43 pada Februari 2024.
“Pada kelompok kesehatan mengalami inflasi y-on-y sebesar 3,23 persen dengan kenaikan IHK dari 102,43 pada Februari 2023 menjadi 105,74 pada Februari 2024. Di mana jasa kesehatan mengalami inflasi tertinggi dengan 7,09 persen dan jasa rawat jalan menjadi yang terendah dengan 3,31 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut, pada kelompok transportasi terjadi inflasi sebesar 2,41 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,33 persen. Kemudian kelompok pendidikan sebesar 2,99 persen, kelompok restoran sebesar 2,14 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,68 persen.
Subkelompok pendidikan yang memberikan andil inflasi tertinggi adalah subkelompok pendidikan tinggi. Sedangkan komoditas dominannya antara lain uang kuliah sebesar 0,12 persen, uang sekolah SD sebesar 0,04 persen, SMP dan SMA sebesar 0,02 persen. Bimbingan belajar, taman kanak-kanak dan kelompok bermain masing-masing 0,01 persen. (riz/abd)