61,6 Juta Orang bakal Mudik ke Jateng, Dishub Buka 35 Posko Terpadu

SIAP: Sejumlah calon pemudik berjalan menuju ruang tunggu keberangkatan bus di Terminal Kalideres, Jakarta, belum lama ini. Sebagian warga memilih mudik lebih awal guna menghindari lonjakan penumpang dan juga tingginya harga tiket. (ANTARA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng –  Provinsi Jawa Tengah masih menjadi tujuan mudik paling tinggi di Indonesia. Berdasarkan prakiraan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dari 193,6 juta pergerakan, sebanyak 61,6 juta orang akan mengunjungi Jateng untuk mudik lebaran.

Hal itu disampaikan Plh Kepala Dinas Perhubungan Jateng Erry Derima Riyanto saat dikonfirmasi, belum lama ini. Pihaknya mengaku telah melaksanakan beberapa antisipasi. Di antaranya dengan membuka 35 posko terpadu.

“Patokan di Kementerian Perhubungan itu 61,6 juta, dari total yang bergerak 193,6 juta. 31,81 persen untuk Jateng,” jelas Ery.

Ia menambahkan, 35 posko terpadu itu milik Dishub Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten/kota dan kepolisian di Jateng juga membuka posko serupa. Sedangkan pergerakan dari pulau Jawa dan luar Jawa masih dihitung. Termasuk pergerakan pemudik lokal di Jateng.

“Yang pertama kita membentuk posko terpadu ditingkat provinsi. Satu posko akan ada 9 bidang yang menangani,” imbuhnya.

Sembilan bidang tersebut terdiri dari unsur bidang lalu lintas, bidang transportasi, infrastruktur, bidang energi, bidang kesehatan, bidang yang menangani bencana, bidang kebutuhan ekonomi dankebutuhan pokok masyarakat, bidang keamanan ketertibam masyarakat, serta bidang kominfo. Nantinya posko terpadu akan dibuka pada 3 – 18 April 2024.

“Posko itu 24 jam dari tanggal 3-18 April. Dibagi 3 shift, setiap shift bertugas sebanyak 20 orang. Anggotanya dari Dishub, kepolisian, dan dinas terkait. Seperti dinas dari PU, BPBD, Kominfo, Disperindag, dan lainnya,” ungkapnya.

Selain itu Dishub juga membuka posko di 22 terminal tipa B. Kemudian juga di 6 Balai Wilayah di seluruh Jateng. Yakni di wilayah Eks Karasidenan Semarang, Eks Karasidenan Pati, Eks Karasidenan Surakarta, Eks Karasidenan Magelang, Eks Karasidenan Banyumas, dan Eks Karasidenan Pekalongan.

“Di balai-balai itu juga ada 6 posko yang melakukan monitoring dan patroli, jadi setiap balai selain stand by di posko juga berpatroli di wilayahnya untuk melakukan pantauan dan membantu pengaturan lalu lintas tapi sifatnya patroli,” tandasnya. (luk/gih)