Tarik Minat Wisman, Yogyakarta Perlu Contoh MITEC

SUASANA: Terlihat beberapa wisatawan saat akan mengambil swafoto di titik nol kilometer Yogyakarta, beberapa waktu lalu. (MUHAMMAD ABDUL MUTTHOLIB/JOGLO JATENG)

KOTA, Joglo Jogja – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mendorong Pemerintah DIY maupun Kota Yogyakarta mengembangkan destinasi wisata yang diminati wisatawan asing untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), agar perputaran ekonomi dari pelancong luar negeri kembali dirasakan. Salah satu upayanya, Dinas terkait dinilai perlu mencontoh gelaran Malaysia International Trade & Exhibition Centre (MITEC), Kuala Lumpur.

Wakil Sekretaris PHRI DIY, Wahyu Wikan Trispatiwi meminta pemerintah tidak terfokus dalam pengembangan pariwisata bagi wisatawan lokal saja. Namun, perhatian terhadap wisman harus dilakukan. Peningkan kunjungan dapat dilakukan dengan menawarkan rangkaian destinasi sepanjang Sumbu Filosofi, kawasan destinasi Kotabaru dan kawasan budaya Kotagede.

“Target kunjungan wisatawan asing (wisman) perlu digenjot. Mengingat, kawasan Tugu Yogyakarta ke Malioboro, Keraton Yogyakarta hingga Panggung Krapyak yang menjadi bagian dari Sumbu Filosofi sudah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada September 2023 lalu,” katanya, kemarin.

Pasalnya, DIY perlu mencontoh gelaran MITEC, Kuala Lumpur, Malaysia dalam rangka Pameran Asosiasi Agen Tur dan Perjalanan Malaysia (MATTA Fair) 2024, sebagai ajang promosi wisata di luar negeri khususnya negara ASEAN. Namun sangat disayangkan, Kota Yogyakarta belum mengikuti kegiatan tersebut.

“Kebetulan perwakilan PHRI hadir di MATTA Fair 2024 itu. Di sana, kami bisa melakukan survei dan informasi terkait kondisi pariwisata di negara ASEAN untuk kemudian dibagikan kepada Pemda DIY maupun Pemkot Yogyakarta,” imbuhnya.

Menurutnya, Yogyakarta memiliki potensi besar dengan berbasis budaya, di antaranya menggabungkan antara Borobudur dengan tiga destinasi Kota Yogyakarta yaitu Sumbu Filosofi, Kawasan Kotabaru dan kawasan Kotagede. Ketiga destinasi ini memiliki daya tarik bagi wisatawan mancanegara, dan perlu dipromosikan.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta R Krisma Eka Putra juga turut mendorong Kota Yogyakarta meningkatkan promosi di luar negeri untuk menyasar wisatawan asing agar kunjungan semakin banyak. “Kami selalu mendorong agar promosi bisa ditingkatkan setiap tahun terutama terlibat event pariwisata di level internasional. Harapannya jumlah wisman bisa meningkat dan lama kunjungan juga meningkat,” terangnya.

Saat ini, Ia menyayangkan kurang aktifnya promosi destinasi wisata Sumbu Filosofis Yogyakarta yang dilakukan Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta. Padahal sejak ditetapkannya Sumbu Filosofis sebagai warisan budaya dunia pada 2023 lalu, sudah ditargetkan ada sekitar 3,4 juta wisatawan lokal, dan 70 ribu wisatawan asing datang ke Yogyakarta.

“Praktiknya, kunjungan wisatawan asing jauh dari apa yang sudah ditargetkan. Sebab hingga saat ini, kunjungan wisatawan asing ke Yogyakarta baru sekitar 7 persen dari target. Padahal, sudah sering saya ingatkan, tugas utama Dispar adalah promosi wisata Kota Yogyakarta agar setiap tahun selalu mengalami kenaikan,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Dispar Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengaku, promosi wisata untuk menyasar wisman hakikatnya sudah terus dilakukan. Meskipun tidak melalui event internasional, kini jumlah kunjungan wisatawan mencapai 3,2 juta orang.

“Kami mencoba melakukan promosi wisata dengan melalui channel yang lain. Akhir Februari 2024 wisman sudah tercapai 50 persen. Kami menjalin kerja sama dengan luar negeri untuk mempromosikan potensi pariwisata Yogyakarta mulai dari tourism promotion organization, sampai dengan United Cities and Local Governments AsiaPacific (UCLG ASPAC). Bahkan, optimalisasi sosial media untuk promosi sudah digencarkan,” tandasnya. (bam/abd)