Edukasi Pencegahan Stunting & Lestarikan Budaya lewat Mitoni

TRADISI: Prosesi siraman yang merupakan rangkaian budaya adat Mitoni di Yogyakarta, beberapa waktu lalu. (HUMAS/JOGLO JOGJA)

KOTA, Joglo JogjaTim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Yogyakarta bekerja sama dengan BKKBN akan menyelenggarakan Upacara Adat Mitoni dalam rangka pengentasan stunting di Kota Yogyakarta. Hal itu dilakukan sebagai sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan stunting usia remaja, serta melestarikan budaya.

Penjabat Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Atik Wulandari mengatakan, walaupun angka stunting di Kota Yogyakarta saat ini menurun drastis, presentasinya di bawah prevalensi nasional yakni 12 persen, namun pemerintah terus berupaya agar angka stunting terus berkurang. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ini dapat menekan penurunan stunting secara signifikan.

“Ini merupakan kegiatan pertama kalinya dengan menggandeng seluruh pihak yang dapat membantu pemerintah dalam menurunkan angka stunting seperti remaja, pasangan usia subur, serta ibu hamil,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kegiatan ini akan dilaksanakan pada 27 April dengan kuota 200 orang yang di dalamnya terdiri dari ibu hamil beserta suami 53 pasang, remaja satu orang, calon pengantin dua pasang, pasangan usia subur (pus) dua  orang, serta ibu bayi bawah dua tahun (baduta) tiga orang.

Atik mengungkapkan, upacara yang akan digelar nantinya sesuai dengan adat istiadat upacara Mitoni. Di mana dalam upacara tersebut, terdapat perlengkapan seperti siraman, sajen, menggunakan baju adat Jawa lengkap, uborampe, serta dekorasi yang menunjang khidmatnya upacara Mitoni tersebut.

Sementara itu, Direktur Komunikasi Informasi dan Edukasi BKKBN Pusat Soetriningsih mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, prosesi Mitoni ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga penyampaian sosialisasi dan edukasi di dalam penjelasan acara dapat diresapi dan diterapkan di kemudian hari.

“Di upacara Mitoni ini, kita bisa mengambil banyak sekali manfaat. Contoh saja, siraman bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan atau adat makan berdampingan dengan menggunakan bahan makanan yang bergizi dan bernutrisi yang harus menjadi prioritas nilai gizi dan harus seimbang. Sehingga rangkaian acara dapat bermanfaat untuk warga lainnya,” ungkapnya.

Selain itu, upacara Mitoni ini juga dapat melatih mental, fisik dan persiapan menjadi orang tua bagi para calon pengantin, remaja dan ibu hamil. “Semoga kegiatan ini lancar, dan mendapatkan sambutan baik dari masyarakat. Sehingga dapat bermanfaat dan masyarakat ikut melestarikannya,” pungkasnya. (riz/abd)