SEMARANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Sosial (Dinsos) terus berupaya mengentaskan kemiskinan di Ibu Kota Jawa Tengah. Baik melalui pemberian bantuan sosial (bansos) ataupun lainnya.
Kepala Dinsos Kota Semarang Heroe Soekendar mengatakan bahwa kemiskinan ekstrem di Kota Atlas sudah zero pada 2023 lalu. Indikator yang digunakan di dalamnya adalah pengeluarannya masyarat dibawah Rp 10 ribu.
“Kalau untuk kemiskinan ekstrem tahun 2023 kemarin sudah zero. Artinya semua sudah bergerak untuk menangani kemiskinan. Kemiskinan ekstrem ini yang pengeluarannya Rp 10 ribu ke bawah ya,” ungkapnya pada Joglo Jateng, Rabu (1/5/24).
Ia juga menyebut, kemiskinan pada 2023 di Kota Semarang turun 2 persen dibandingkan 2022 lalu. Yaitu diangka 4,23 persen dari jumlah penduduk sebanyak 1.6 juta jiwa.
“Sudah turun. Menurut data dari BPS di 2022 kemiskinan kita di angka 4,25 sementara di tahun 2023 ada di angka 4,23 dari jumlah warga masyarakat yang terdata,” skatanya.
Ia mengaku, dalam pengentasan kemiskinan pihaknya bekerjasama dengan berbagai OPD. Sehingga setiap lini yang masuk dalam penyebab kemiskinan bisa tertangani secara merata.
“Kemiskinan tidak hanya diselesaikan di salah satu OPD karena ini kan terkait simunitor integrase. Jadi pokonya semuanya bergerak,” tegasnya.
Lebih lanjut, untuk memberikan bantuan tepat sasaran pihaknya berpatok pada data pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS). Dengan 26 kategori yang ada.
“Tentunya yang saya tangani dari Dinsos adalah masyarakat yang masuk dalam pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) sekitar 1.350 yang kita berikan permakanan, untuk di satu keluarga mungkin bisa mendapat lebih dari satu paket karena hitungannya jiwa. Nah itu ada 26 kategori,” jelasnya.
Adapun untuk bantuan yang diberikan ialah paket sembako setiap triwulan I, triwulan II. Juga berbagai kegiatan seperti Semarang Berbagi dan lain sebagainya. (luk/adf)