KOTA, Joglo Jogja – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta mencatat month to month April lalu menunjukkan kenaikan sebesar 0,36 persen. Menariknya, sebagai Kota Gudeg, salah satu penyumbang inflasi adalah nangka muda dengan 0,03 persen.
Kepala BPS Kota Yogyakarta Mainil Asni mengungkapkan, penyumbang inflasi terbesar pada April 2024 di Kota Yogyakarta ditempati oleh emas perhiasan sebesar 0,10 persen. Lantaran dalam beberapa bulan terakhir, harga emas mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Selanjutnya diikuti oleh angkutan antarkota dan bawang merah yang masing-masing memiliki inflasi sebesar 0,07 persen. Kemudian untuk di posisi ke empat ada tarif kereta api dengan inflasi 0,05 persen. Untuk posisi kelima di tempati oleh nangka muda dengan memberikan inflasi sebesar 0,03 persen
“Masuknya nangka muda ke dalam lima besar komoditas pendorong inflasi terbesar di Kota Yogyakarta menjadi catatan penting. Karena jarang-jarang nangka muda menjadi penyebab inflasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, saat dilakukan survei di Pasar Beringharjo pada akhir Ramadan kemarin, harga nangka muda mengalami kenaikan drastis. Di mana kenaikan bahan baku pembuatan gudeg itu mencapai 100 persen.
“Dulu untuk mendapatkan bahan bakunya kalau yang tadinya hanya dari sekitar Jawa, sekarang didatangkan dari Sumatra. Jadi infonya ada yang didatangkan dari Lampung bahkan terakhir dari Sumatra Selatan,” jelasnya.
Ia menambahkan, selain dari faktor di atas, kenaikan nangka muda itu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti permintaan yang meningkat dengan adanya libur panjang dan banyaknya orang di Yogyakarta yang mudik. “Ini menjadi catatan kita yang perlu waspadai bersama ke depannya, karena nangka muda ternyata cukup berperan besar terhadap komoditas yang ada di Kota Yogyakarta,” pungkasnya. (riz/abd)