SEMARANG, Joglo Jateng – GERDU-KITA mendukung kembali Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu untuk maju kembali dalam kontestasi politik Pemilihan Wali Kota Semarang (Pilwakot) 2024. Diketahui, Ita, sapaan akrab Hevearita, telah mengambil formulir pendaftaran sebagai Bakal Calon Wali Kota di Kantor DPC PDIP Kota Semarang, belum lama ini.
Ketua Gerakan Dukung Mbak Ita Wali Kota Periode 2024-2029 Semarang (GERDU-KITA), Hendrik Saputra menyatakan bahwa GERDU-KITA adalah gerakan yang lahir dari konsolidasi organik dan terorganisir masyarakat Kota Semarang dari kampung-kampung. Menurutnya, pencapain dan kinerja Pemkot Semarang ketika dipimpin oleh Ita dinilai cukup sukses, sehingga patut untuk terus didukung.
“Gaya memimpinnya yang cekatan dan tipikal pekerja keras, menjadi pertimbangan kami untuk mendorong Mbak Ita meneruskan kebijakan-kebijakan yang positif, untuk menjadikan kota ini lebih maju yang berdampak pada kesejahteraan rakyat,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, belum lama ini.
Hendrik menjelaskan, beberapa dukungan yang mereka lakukan dilandasi oleh beberapa hal. Pertama, sepanjang tahun 2023 capaian indeks pembangunan manusia di Kota Semarang berhasil mencapai skor 84,43. Angka ini melebihi nasional yang berada di angka 73,39 dan Provinsi Jateng 73,39. Kedua, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) tahun 2023 terus mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 5,79 persen, yang meningkat dari tahun 2022 lalu yang tercatat mencapai 5,73 persen.
“Ketiga Semarang juga kebanjiran investasi seperti pembangunan mal, rumah sakit, hotel, pendidikan, termasuk sektor industri. Investasi tersebut memiiliki nilai Rp 27,2 triliun pada tahun 2023 dan berhasil melebihi target 105,92 persen atau sebesar Rp 25,6 triliun,” jelasnya.
Keempat, lanjutnya, dalam aspek kesehatan, angka harapan hidup (AHH) pada tahun 2023 mencapai 77,90 persen, dari yang sebelumnya sebesar 77,69 persen pada tahun 2022. Peningkatan tersebut menunjukan semakin baiknya kondisi kesehatan dan lingkungan di Kota Semarang.
“Terakhir, berdasarkan data elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) tahun 2023 Pemkot Semarang berhasil menekan angka pravelansi stunting yang semula 1,66 persen pada tahun 2022, menjadi 1,06 persen pada tahun 2023. Sedangkan berdasarkan data survei status gizi Indonesia (SSGI), angka pravelensi stunting Kota Semarang pada 2022 turun menjadi 10,40 persen dibanding tahun 2021 sebesar 21,3 persen,” ungkapnya.
Selain capaian di atas, ungkap Hendrik, banyak pekerjaan rumah Pemerintah Kota Semarang yang memang belum selesai. Seperti penataan lingkungan dan tata ruang, penanganan rob dan banjir, menekan angka pengangguran, serta persoalan sosial dan budaya.
“Tetapi kami menyakini bahwa pemerintahan yang berkelanjutan akan mampu secara bertahap menyelesaikan satu persatu problem yang ada di Kota Semarang, bukan mundur memulai lagi dari nol. Oleh sebab itu kami tegaskan kembali bahwa Mbak Ita harus maju kembali memimpin Kota Semarang, untuk bersama-sama dengan rakyat mewujudkan cita-cita besar,” pungkasnya. (int/adf)