KUDUS, Joglo Jateng – Pengusulan pengerukan empat sungai usai banjir 2024 sudah terealisasikan. Pengerjaan dimulai dari Sungai Londoh. Hal itu dilakukan setelah audensi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kudus, Syarif Hidayah mengatakan, usulan pengerukan yang diajukan ada empat. Yaitu Sungai Londo, Sungai Bakinah, Sungai Jungkemi dan Sungai Gelis.
Pengrukan empat sungai tersebut menjadi bagian tindak lanjut pasca bencana banjir yang terjadi di 2024. Lanjutannya, sebelumnya pengerukan juga sudah dilakukan BBWS Pemali Juana setelah banjir.
“Kami berterima kasih kepada BBWS telah melakukan audiensi bersama kepala desa di Kecamatan Undaan. Tindak lanjut ini dilakukan survei pada 7 Mei. Pada 10 Mei sudah terealisasi sampai sekarang masih berjalan,” ucap Syarif.
Ia menyebutkan, progres ini merupakan respon cepat dari BBWS dalam rangka menangani pasca bencana yaitu pengerukan sungai. Pada Sungai Londoh, volume pengerukan kurang lebih 2 kilometer. Lebarnya kurang lebih 8 meter sebelah kanan kiri masing-masing 4 meter per 480 kibik. Jadi, totalnya sekitar 2.000 kibik.
“Secara teknis, sungai akan dilebarkan. Lebar sungai ini semula 6 meter menjadi 8 meter, dengan kedalaman 2,5 meter,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Desa Wonosoco, Setiyo Budi menjelaskan, setelah terjadi banjir di beberapa wilayah di Desa Wonosoco. Sehingga membawa pengaruh besar dan berdampak pada sedimentasi di Sungai Londoh. Pihaknya juga sering mengadakan normalisasi bersama swadaya dari petani dan terkadang juga bantuan dari BBWS.
“Kita terus terang setiap tahun sedimentasi siklusnya sama. Upaya kita bersama swadaya hanya bisa mengeruk di spot yang dangkal atau semampunya,” ungkapnya.
Banjir di sungai Londoh ini, kata dia, murni di pertanian. Ketika Sungai Londoh sudah tidak normal akan mengalami puso. Jadi, momen pengerukan ini sangat ditunggu para petani untuk mencegah terjadinya puso. (cr3/fat)