BANTUL, Joglo Jogja – Antisipasi dampak perubahan iklim ekstrem, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul menggencarkan Program Kampung Iklim (Proklim) dengan cara melakukan penanaman pohon. Adapun kegiatan Proklim ini dilakukan dalam skala nasional dan dikelola langsung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kepala DLH Bantul Bambang Purwadi menyampaikan, proklim sejalan dengan program DLH yang terus berupaya menciptakan ekosistem ramah lingkungan Bantul yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan kondisi itu, maka daya dukung lingkungan perlu dikelola agar kehidupan dan kesejahteraan masyarakat bisa terwujud dengan baik.
“Artinya proklim ini linier dan dibutuhkan untuk mendukung ke arah lingkungan yang baik, sehat, dan bersih. Kalau lingkungan tertata, polusi juga bisa dikurangi, hal itu menghadirkan kenyamanan di masyarakat. Apalagi di tengah kondisi perubahan iklim ekstrem sekarang ini,” ungkapnya, Senin (13/5).
Pihaknya memaparkan, proklim tahun 2024 ini dilaksanakan di 7 lokasi. Lokasi tersebut antara lain Padukuhan Nawungan 1, Selopamioro, Imogiri; Padukuhan Ngunan-unan, Srigading, Sanden; Padukuhan Panjangan, Panjangrejo, Pajangan; Padukuhan Sawahan, Srihardono, Pundong; Padukuhan Petir, Srimartani, Piyungan; Padukuhan Watu, Argomulyo, Sedayu; dan Padukuhan Kembaran, Tamantirto, Kasihan.
Pada tahun sebelumnya sudah ada 6 lokasi Proklim yang dibentuk dan mendapatkan predikat. Tahun 2021 terdapat 4 lokasi Proklim yaitu Padukuhan Plumbon, Banguntapan, Bantul; Padukuhan Salakan, Banguntapan, Banguntapan; Padukuhan Mojolegi, Karangtengah, Imogiri; Padukuhan Plumbungan, Sumbermulyo, Bambanglipuro. Sedangkan di tahun 2022 terdapat 2 lokasi Proklim yaitu Padukuhan Jaranan, Panggungharjo, Sewon dan Padukuhan Priyan, Trirenggo, Bantul. Sehingga total Kampung Proklim di Kabupaten Bantul sampai tahun 2024 ini berjumlah 13 lokasi.
“Kenapa memilih 7 lokasi itu, karena berdasarkan asesmen kami, tempat-tempat tersebut memenuhi persyaratan untuk dikembangkan proklim. Baik dari sisi sadar lingkungannya, kemudian manajemen, dan SDM juga mendukung. Artinya, sudah siap untuk berproses mengawal lingkungan kita menjadi lingkungan yang sehat,” paparnya.

Pihaknya juga menyampaikan, proklim ini tidak hanya sekadar untuk mengantisipasi perubahan iklim, tapi juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, dalam proklim ini ada dua kategori pohon yang ditanam, yaitu pohon kayu keras dan pohon buah.
“Jadi kebutuhan kita sekarang tidak hanya tanaman keras, tapi tanaman yang juga mendukung produktivitas ekonomi. Makanya jenis buah-buahan tertentu yang memiliki nilai produksi juga menjadi pilihan. Dan tentu ini akan kita sesuaikan dengan letak dan kondisi geografisnya,” katanya.
Pihaknya menambahkan, proklim ini akan terus dikembangkan. Sehingga tidak hanya 7 lokasi tersebut itu saja, tapi ke depan kegiatan yang sangat penting untuk mendukung kesehatan lingkungan ini juga sebisa mungkin diwujudkan di semua kalurahan yang ada di Bantul. DLH berharap, masyarakat bisa mendukung dan turut aktif terlibat dalam proklim ini.
“Setelah ini tentu akan kita kembangkan kembali. Sehingga tidak hanya terhenti di 7 kalurahan itu saja, tapi sebisa mungkin di semua kalurahan juga terwujud kampung iklim seperti ini. Karena memang hal itu akan sangat mempengaruhi kehidupan dan penghidupan masyarakat,” tandasnya. (nik/abd)