BAGI banyak orang, berkeliling toko buku adalah aktivitas yang menyenangkan. Di sana kita bisa memilih berbagai jenis buku dan membelinya untuk dibaca sambil mengisi waktu luang. Namun nyatanya tak sedikit pula orang yang senang membeli buku karena tertarik dengan judul maupun penulisnya, tapi berakhir ditumpuk lama dan sulit menyempatkan waktu untuk membaca.
Hal itu tidak terjadi pada Mela Listi Rohmawati. Gadis asal Kabupaten Demak ini sagat senang mengoleksi dan membaca buku, khusunya novel bergenre romance dan buku self improvement. Bagi dia, membaca adalah aktivitas yang tak hanya menyenangkan, tapi juga menenangkan.
“Kenapa sastra seasik itu, karena aku nemuin kesenangan dan bahagianya aku ketika baca buku. Karena dari aku sendiri yang introvert, gak terlalu suka sama keramaian, jadi healing versi aku ya baca buku,” ungkapnya, belum lama ini.
Dengan sering membaca, ia pun lalu memiliki ide untuk melahirkan karyanya sendiri. Mulai dari puisi, cerita pendek, hingga novel. Karya-karya itu pun diterbitkan dalam buku antologi bersama penulis lain. Salah satunya berjudul Jarak dan Waktu (terbit 2018). Ada juga novel hasil karyanya sendiri, dengann judul Kalya dan Alfa (terbit 2020).
Mela juga sering membuat review dari novel bacaanya. Di akun Instagramnya, @melalisty, ia mengunggah hasil review disertai foto buku yang ia baca. Dari situlah dia juga berinteraksi dengan sesama pencinta buku dan mendapat projek dari penerbit yang memintanya me-review suatu novel yang baru diterbitkan.
“Review buku mulai aku dalami sejak tahun 2020 tepatnya awal-awal pandemi yang mana pemerintah menyuruh untuk di rumah aja saat itu. Aku seringnya me-review buku novel, terutama genre romance. Sering juga buku self improvement,” tuturnya.
Saat ditanya mengenai suka dan duka selama menjadi Bookstagram (istilah untuk pegiat buku yang sering membagikan pengalaman mereka membaca), Mela mengaku senang karena bisa bertemu banyak teman yang memiliki kesamaan hobi dengannya. Namun terkadang, ia juga menemukan hasil karyanya diunggah ulang orang lain tanpa izin.
“Ini pentingnya kasih watermark ke foto, biar gak diplagiat,” ujar dia.
Kini, Mela tengah bekerja sebagai seorang editor di salah satu penerbit buku di Malang. Di hari libur dan waktu senggang ia juga masih sering membaca dan me-review buku. Sastra dan literasi menjadi bidang yang ingin terus ia tekuni.
“Pengennya masih terus menekuni di bidang ini. Harapannya, semoga orang-orang Indonesia jadi lebih melek literasi sih,” ucapnya.
Ia ingin, ada lebih banyak orang lagi yang mau dan senang membaca. Sebab ada banyak hal di dunia ini yang perlu diketahui. Salah satunya adalah dengan banyak membaca.
“Tidak sulit sebenarnya untuk menumbuhkan minat baca, hanya butuh pembiasaan saja. Tidak harus langsung ke pembahasan yang berat-berat, mulai aja dulu dari genre yang disuka. Bertahap, nanti akan terbiasa dengan sendirinya,” pesan Mela. (adf/gih)