Puluhan Bhikkhu Thudong Memulai Perjalanannya ke Boroudur

SUASANA: Puluhan bhikkhu thudong tiba di Vihara Budhadipa Pakintelan, Gunungpati dan disambut masyarakat, belum lama ini. (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Puluhan bhikkhu thudong tiba di Vihara Budhadipa Pakintelan Gunungpati, Kota Semarang pada Rabu (15/5). Kedatangan mereka menandakan mulainya perjalanan kaki para Bhante ini menuju Candi Borobudur, Kabupaten Magelang untuk perayaan Hari Raya Waisak 2568 BE/2024 M yang jatuh pada 23 Mei 2024 mendatang.

Pantauan Joglo Jateng, sebanyak 40 bhikkhu tiba di Vihara Budhadipa Pakintelan Gunungpati pukul 18.00 malam setelah berjalan kaki dari Exit Tol Ungaran. Mereka disambut oleh masyarakat Pakintelan sangat meriah dengan berbagai hiburan, antara lain drumband, rebana, hingga tarian kua lumping.

Koordinator Bhikkhu Thudong 2024 Kota Semarang, Wahyudi Santiphala mengatakan, pada tahun 2024 ini, titik awal perjalanan bhikkhu thudong dimulai dari Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, di Bukit Kassapa, Semarang. Lalu menuju Candi Agung Borobudur dan perjalanan diakhiri di Candi Muaro Jambi, Sumatera.

“Malam ini bhikku thudong melakukan napak tilas perjalanan dari Vihara Budhadipa ke Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, di Bukit Kassapa, Semarang. Mereka harus melintas sekitar 1 km dan melaui Sungai Kaligarang yang kita anggap sakral,” katanya saat ditemui dalam penyambutan.

Wahyudi menyebut, sungai itu dinilai sakral karena dulu pada 1950an tempat tersebut digunakan untuk meditasi bhikkhu pertama di Indonesia yakni Bhikkhu Ashin Jinakkhitha.

Sementara itu, Bhikkhu Thdudong Internasional, Bhante Kamsai Sumano Mahatera menerangkan perjalanan spiritual ini bertujuan untuk melatih diri hidup sederhana. Serta melepaskan berbagai keburukan yang menempel pada jiwa.

“Ibarat Burung, mau bagaimanapun keadaanya dia akan terbang dengan kedua sayapnya, bergitulah thudong jadi untuk melatih hati, melatih diri untuk hidup secukupnya dan sederhana,” katanya.

Bhante Kamsai mengaku sangat berterima kasih kepada warga yang sangat antusias menyambut dirinya bersama rombongan. Hal itu bagaikan energi yang memberi semangat untuk mereka malakukan perjalanannya.

“Itu menjadi magnet yang menghilangkan rasa capek kami. Kami sangat berterima kasih untuk segala gotong royong yang dilakukan para relawan dan masyarakat untuk negara dan agama,” ujarnya.

Berbeda dengan tahun lalu, rombongan bhikkhu thudong ini baru memulai perjalanan spiritualnya dari Kota Semarang. Sebab setelah tiba di Candi Borobudur mereka akan melanjutkan perjalanan meuju Candi Muaro Jambi, Sumatera.

Lebih jauh, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu melepas rombongan bhikkhu thudong di Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti, Bukit Kassapa, Pudakpayung, Banyumanik, Kamis (16/5).

Mbak Ita, sapaan akrabnya mengaku bangga sekaligus terhormat karena menjadikan Kota Semarang sebagai tuan rumah Event Internasional Bhikkhu Thudong tahun 2024. Melalui kegiatan ini masyarakat menjadi tau bahwa Kota Semarang memiliki sejarah panjang penyebaran agama Buddha di Indonesia.

“Kita jadi tahu Kota Semarang menjadi jejak agama Buddha kita segera melakukan program-program atau pelaksanaan di sini agar menjadi tempat untuk wisata religi,” ujarnya.

Mbak Ita mengapresiasi seluruh masyarakat Kota Semarang yang menyambut baik kedatangan bhikkhu thudong. Termasuk dari pihak TNI, Polri, umat lintas kepercayaan dan agama serta sejumlah sukarelawan.

Menurutnya penyambutan yang luar biasa ini menunjukkan tingginya toleransi di Ibu Kota Jawa Tengah. Seperti yang dirilis Yayasan Setara bahwa Kota Semarang menduduki peringkat ke lima sebagai daerah tertoleran di Indonesia.

Ke depan, Pemerintah Kota Semarang segera memperbaiki fasilitas keagamaan yang ada di Vihara Sima 2500 Buddha Jayanti. Pasalnya tempat itu dibangun oleh bhikkhu dari 13 negara.

“Sehingga ini harus menjadi program yang lebih baik untuk menjadi satu tujuan para bhikkhu beribadah di sini, termasuk mendorong menjadi agenda tahunan dan diintegrasikan dengan kegiatan lain,” ujarnya. (luk/gih)