Kudus  

Guru SMP Se Kudus Diajak Perdalam Seni Teater

SIMAK: Salah satu narasumber saat menyampaikan materi dalam workshop seni pertunjukan teater yang diikuti 40 guru dari SMP Negeri Swasta Se Kabupaten Kudus, pada Sabtu-Selasa, (18-21/05/2024) di Super Soccer Arena, Djarum Kudus. (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Seni pertunjukan teater menawarkan potensi besar dalam meningkatkan keterampilan pengajaran guru dan memperkaya pengalaman belajar siswa.

Demikian itulah yang melatarbelakangi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indoneisa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation menggelar workshop seni pertunjukan teater. Acara yang diikuti 88 guru dari SMP 40 Sekolah Negeri Swasta Se Kabupaten Kudus, pada Sabtu-Selasa, (18-21/05/2024) bertempat di Super Soccer Arena, Djarum Kudus.

Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP, Sugiarto menyebutkan, workshop ini akan memberikan wawasan mendalam tentang strategi pengajaran yang inovatif, pengembangan kreativitas, dan penerapan seni pertunjukan dalam konteks pendidikan. Selain itu, even tahunan Festival Teater Pelajar (FTP) yang diadakan Teater Djarum menjadi pemantik guru Bahasa Indonesia di Kudus untuk bepartisipasi dalam even tersebut.

“Selama ini keterlibatan guru dan anak dalam pertunjukan teater hanya sebatas teori. Oleh sebab itu, workshop ini bertujuan memperkaya Bapak Ibu Guru yang nantinya akan dipilih 20 naskah untuk melakukan pementasan,” ujarnya kepada Joglo Jateng di sela-sela workshop.

Sebanyak 20 dari 88 naskah tersebut akan dilakukan penjaringan untuk melakukan pementasan pada Juli mendatang. Sedangkan sekolah yang tidak terpilih akan tetap bisa ikut nimbrung dalam proses supaya mereka tetap berkarya.

“Dalam workshop ini, para peserta tidak hanya diberikan teori tentang materi penulisan naskah, artistik, keaktoran dan penyutradaraan. Tetapi praktik agar apa yang didapat selama empat hari bisa diterapkan dalam sebuah pertunjukan teater,” sambungnya.

Adapun tema yang diangkat pada workshop yaitu membangun karakter positif melalui teater. Menurut Sugiarto, dengan melibatkan peserta didik dalam teater maka karakter positif mereka akan terbangun.

“Karakter positif berupa pengembangan keterampilan, sosial, kemandirian dan gotong royong. Dalam prosesnya, pembelajaran berupa teks narasi, teks deskripsi dan teks laporan, cerpen, teks eksplansi, teks berita atau teks yang lain di dalam pementasan teater otomatis termuat di dalamnya,” katanya.

Ia berharap, kegiatan seperti ini menjadi kebijakan awal yang baik. Terutama mengajak guru dan peserta didik ikut terlibat dalam praktik pembelajaran.

Pembina Teater Djarum, Asa Jatmiko, membeberkan, iklim atau ekosistem teater di sekolah membuat para guru lebih memahami proses berteater. Menurutnya selain pendidikan akademik, proses mengasah kreativitas juga menjadi hal penting

“Dalam hal ini, Bakti Budaya Djarum Fondation mensupport para guru dalam mengasah kreativitas mendukung ekosistem teater di Kudus. Apalagi mereka para guru memiliki durasi lebih lama untuk membagikan ilmu teater kepada generasi selanjutnya,” beber Asa.

Ia berpendapat, animo teater dalam pendidikan di Kudus mencapai 75 persen bahkan lebih. Menurutnya hal ini karena keterlibatan para seniman dan praktisi teater sehingga terdapat kesadaran bersama yang dimiliki untuk tetap melanggengkan teater.

Selain itu, lanjut Asa, seni pertunjukan kompleks ini sudah menjadi satu pembelajaran bakat minat. Anak-akan merdeka sesuai minat mereka. Baik yang suka menulis, mengoordinir, membuat cerita dan lain-lain.

“Yang penting, para guru yang mengikuti workshop tidak menjadikan ini menjadi beban tetapi justru gembira agar nanti dalam deliver knowledge ke peserta didik lebih mudah,” imbuhnya. (cr1/fat)