Jepara  

Outdoor Learning, Amati Seni Hasil Ukir dan Wayang Kulit

SEKSAMA: Peserta didik SMP TAQ Al-Hamidiyyah tengah mengamati seni ukir di showroom saat kegiatan outdoor learning di Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Senin (27/5/24). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Dalam menjalankan program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), SMP TAQ Al-Hamidiyyah Bawu, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara melaksanakan agenda outdoor learning pengenalan kearifan lokal, Senin (27/5/24). Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 7 dan 8.

Peserta didik diajak berkunjung ke Langgar Sri Muji, Desa Langon, Kecamatan Tahunan dan showroom ukir Bio Arwana di Mulyoharjo, Kecamatan Jepara. Terlihat antusias dan kegembiraan terpancar dari wajah peserta didik. Mereka mendengar penjelasan dan melihat secara seksama benda-benda yang menjadi kearifan lokal Jepara.

Kepala sekolah SMP TAQ Al-Hamidiyyah Bawu, Kecamatan Batealit, Isrohmawati melalui koordinator kegiatan P5 Nikmatul menjelaskan, agenda touring belajar ini dilaksanakan sebagai bentuk pengenalan terhadap budaya maupun kearifan lokal di Jepara. Tujuannya agar peserta didik dapat menanamkan rasa kecintaan terhadap keragaman produk lokal yang menjadi ciri khas Kabupaten Jepara, seperti seni ukir dan wayang kulit.

“Kegiatan ini memang salah satu upaya P5 dengan mengangkat tema kearifan lokal. Karena seni ukir telah masuk di mulok dan menjadi ciri khas Jepara, maka siswa-siswi diajak agar mengetahui terkait hal itu,” papar Nikmah, sapaan akrabnya di sela kunjungan.

Ia menambahkan, sebagai implementasi pelaksanaan kurikulum merdeka, pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Melainkan, bisa juga dilaksanakan sambil berkeliling. Murid dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar agar mengetahui pentingnya keterampilan dan pengalaman hidup.

“Karena ini menjadi agenda tahunan. Siswa-siswi diajak untuk terampil. Nantinya, dari kunjungan ini akan ada follow up-nya, entah menggambar maupun membuat ukiran,” tambahnya.

Nikmah berharap, kegiatan pengenalan kearifan lokal ini dapat membawa dampak positif bagi murid. Seperti pengembangan diri, pengamalan nilai-nilai pengetahun, serta memiliki keterampilan yang dapat ditawarkan. Sehingga, peserta didik tidak gagap dalam mempersiapkan masa depan.

“Punya karakter yang kuat sebagai bekal di masa depan. Terlebih, harus digali potensinya,” ujar dia. (cr4/adf)