Figur  

Kamila Atsil: Remaja Jogja yang Terbang Tinggi dengan Semangat dan Kegigihan

Kamila Atsil
Kamila Atsil. (DOK. PRIBDAI/JOGLO JOGJA)

BAGAI burung elang yang membentangkan sayapnya di tengah angin kencang, individu yang sukses menyeimbangkan dunia belajar dan berorganisasi terbang tinggi di atas tantangan, menjelajahi cakrawala prestasi dengan keyakinan dan ketekunan tanpa henti. Seperti Kamila Atsil, seorang remaja kelahiran Jogja tahun 2006, kelahiran Wirobrajan yang penuh semangat dan berjiwa petualang.

Hobinya yang beragam, mulai dari ikut volunteer activities hingga menulis sebagai content writer di komunitas online, mencerminkan semangatnya dalam menghadapi tantangan baru. “Dari kecil hingga sekarang, saya tetap bercita-cita menjadi psikolog karena saya ingin mempelajari karakter banyak orang. Terlebih dalam membantu mereka dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah,” ungkapnya, Selasa (28/5/24).

Dirinya tidak ragu untuk terlibat dalam berbagai kegiatan di luar kelas yang sering kali bisa mengganggu pembelajaran formal. Namun, dara cantik ini memiliki prinsip kuat bahwa saat berada di kelas, dia harus fokus belajar.

“Meski jadwal saya cukup padat, saya selalu menyempatkan waktu untuk aktif dalam organisasi. Di waktu istirahat, malam hari, atau setelah pulang sekolah, saya akan memanfaatkan waktunya untuk kegiatan organisasi yang sangat saya nikmati,” jelasnya.

Kuncinya, menurut Kamila, adalah fokus pada jadwal yang sudah ditentukan agar tidak kewalahan dengan aktivitas lainnya. Aktivitas Kamila dalam organisasi dimulai sejak ia duduk di bangku SMP.

“Awalnya saya mendapatkan dorongan tersebut dari orang tua, karena saya tidak menunjukkan keberanian diri untuk show off. Dari sana, saya mulai aktif dan bahkan pernah menjadi ketua regu dalam kegiatan MPLS di SMP,” tuturnya.

Pengalaman ini membuka matanya bahwa berorganisasi memberikan banyak pelajaran berharga, terutama dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Kamila mengakui bahwa dirinya keras kepala, namun melalui organisasi, dia belajar untuk membangun kepercayaan dengan orang lain.

“Saya menemukan hal baru. Di mana saya mengandalkan orang lain dan berbagi pendapat, sehingga tidak selalu harus mengurus segala sesuatu sendirian. Pengalaman ini turut membantu pembentukan pola pikir saya dan memperkuat kemampuan dalam bekerja sama dengan orang lain,” ucapnya.

Meski aktif berorganisasi, Kamila tetap memperhatikan waktu belajarnya. Dia menyadari pentingnya menjaga prestasi akademik agar tidak menurun. Oleh karena itu, Kamila menambah jam belajar dengan les tambahan dan menerapkan sistem belajar SKS untuk memperdalam materi yang sempat terlewat di kelas.

“Bagi saya, tantangan ini harus dihadapi agar bisa tetap stabil baik dalam bidang akademik maupun organisasi. Terlebih saya tengah duduk di bangku kelas 11 MIPA 1 di SMA N 1 Yogyakarta yang hampir memasuki kelas 12 dan melanjutkan ke bangku perkuliahan,” pungkasnya. (suf/abd)