BANTUL, Joglo Jogja – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul menyebutkan, proyek padat karya Bantuan Keuangan Khusus (BKK) di wilayah Bantul sudah memasuki tahapan dropping material. Dropping ini sendiri mulai dilakukan oleh pihak penyedia barang pada Senin (27/5) lalu dan direncanakan dapat selesai tepat waktu.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja dan Transmigrasi, Rumiyati menjelaskan, dropping material yang dilakukan sudah dimulai sejak 27 Mei lalu. Adapun tahapan dropping material ke 300 lokasi padat karya ini akan berakhir pada 11 Juni mendatang.
“Perkembangan dropping saat ini baru 25 persen. Lalu untuk mulai pengerjaannya nanti di tanggal 12 Juni sampai dengan tanggal 6 Juli, atau 21 hari kerja,” ungkapnya, Rabu (29/5/24).
Selain itu, dirinya juga menjelaskan, padat karya ini terbagi atas dua paket pengerjaan. Pertama, paket pengerjaan dengan anggaran Rp100 juta sebanyak 276, dan paket dengan anggaran Rp200 juta berjumlah 24 lokasi.
“Jadi untuk serapan tenaga kerja paket satu sebanyak 26 pekerja per satu lokasi. Sehingga secara total pekerja di 276 lokasi jumlahnya 7.176 orang. Lalu untuk yang paket Rp200 juta jumlah pekerjaannya total sebanyak 1.248,” terangnya.
Jenis pembangun pada karya ini adalah sarana prasarana fisik yang sifatnya sederhana. Seperti talud, saluran drainase, dan cor blok jalan. “Pada intinya infrastruktur yang sifatnya sederhana,” imbuhnya.
Menurutnya, output dari padat karya ini diharapkan mampu memberikan penghasil langsung bagi masyarakat meskipun bersifat sementara. Selain itu, pembangunan ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian lokal dengan fasilitas infrastruktur yang memadai.
“Tujuan padat karya itu untuk memberi pekerjaan kepada pengangguran, setengah penganggur, dan masyarakat miskin. Walaupun sifatnya sementara. Output-nya paling tidak nanti masyarakat mendapatkan penghasilan selama 21 hari itu. Outcome-nya, sarana perekonomian mereka terbangun, sehingga mudah-mudahan impeknya secara keseluruhan dapat meningkatkan perekonomian lokal,” pungkasnya. (nik/abd)