Kudus  

Update Penurunan Stunting Melalui Aplikasi eHDW

BELAJAR: Dinas PMD Kudus memberikan pembinaan penggunaan aplikasi eDHW kepada kader di kantor Kecamatan Bae, Rabu (29/5/2024). (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinas PMD) Kabupaten Kudus melakukan koordinasi dan pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM) melalui aplikasi Human Development Worker Electronic (eHDW). Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari sejak Senin (27/5) hingga Rabu (29/5) di seluruh kecamatan.

Berdasarkan aplikasi milik Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) diluncurkan untuk para kader dalam upaya pencegahan masalah kekurangan gizi di desa-desa.

Kabid Pemberdayaan Masyarakat pada Dinas PMD Kudus, Lilieq Ngesti Widiasuryani menjelaskan, semua desa pasti mempunyai kader pembangunan manusia. Terdiri dari unsur warga masyarakat setempat yang ditunjuk sebagaimana musyawarah desa. Lalu dikuatkan dengan surat keputusan kepala desa sebagai KPM desa setempat.

“Setelah ditunjuk menjadi KPM itu warga harus punya komitmen, ini adalah tugas pemberdayaan masyarakat yang membutuhkan waktu tersendiri. Seyogyanya, KPM itu diutamakan adalah warga masyarakat bukan diambil dari  tidak perangkat desa,” kata dia Selasa (28/5/24).

Melalui aplikasi ini, lanjut dia, menjadi salah satu sarana KPM untuk beraktivitas dalam menerapkan  ada 5 sasaran. Misalnya seperti percepatan penurunan stunting melalui pendataan yang diinput oleh eHDW. Yang nantinya akan diketahui peta desa masing-masing seperti sasaran yang menjadi target kebutuhan data.

“Sasaran itu salah satunya anak 0-9 bulan, ibu hamil dan nifas, remaja perempuan, keluarga resiko stunting, dan calon pengantin,” jelasnya.

Dengan demikian, sekecil apapun target sasaran itu adalah adalah data. Semua keputusan di desa sekarang berbasis data. Dari data ini akan diketahui 5 sasaran tadi. Sehingga bisa menjadi masukan untuk membuat perencanaan pembangunan khususnya terkait penurunan stunting tingkat desa.

“Pantauan aplikasi ini berjenjang, dari desa menginput, kemudian kecamatan memvalidasi, masuk ke kabupaten sampai bisa dirujuk. Sehingga koordinasi dan pembinaan ini menjadi kegiatan rutin setiap tahun,” ujarnya.

Dia berharap semoga aplikasi ini bisa digunakan seoptimal mungkin. Dan diisi senyata mungkin sehingga data yang diinput itu adalah data yang berkualitas.

Yang dapat memberikan bahan bagi pemerintah desa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat atau meningkatkan sumberdaya masing-masing. Yang paling penting adalah kontribusi desa untuk kegiatan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kudus. (cr3/fat)