JEPARA, Joglo Jateng – Dinas Koperasi, UKM, tenaga kerja dan transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Kabupaten Jepara menilai tingkat pengangguran di wilayahnya mengalami penurunan. Hal itu, mengacu dari data dinas pada 2022. Angka pengangguran berada di 4,1 persen. Sedangkan, pada 2023 turun menjadi 3,5 persen.
“Alhamdulillah untuk tahun ini, pengangguran di Jepara malah turun. Kalau mengacu data di BPS menyebut bahwa angka pengangguran di Jepara berada di 3,5 persen, turun dibanding tahun sebelumnya,” jelas Kepala bidang ketenagakerjaan Diskopumnakertrans Abdul Mu’id.
Kendati demikian, pihaknya menyebut bahwa dalam skala nasional, banyak generasi z yang menganggur. Namun, hal itu tidak berdampak di Kabupaten Jepara.
Untuk mengatasi pengangguran, pihaknya terus menekan angka pengangguran melalui pelatihan-pelatihan. Terlebih, difokuskan kepada Pelajar lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang lulus tahun ini.
” Mei ini kan kelulusan SMA-SMK. Itu juga menjadi perhatian kita. Sosialisasi lowongan pekerjaan melalui bursa online,” ujarnya.
Menurutnya, banyaknya perusahaan di Jepara turut menekan angka pengangguran. Terutama di sektor industri karya padat. Seperti industri meubel, monel, ukir, garmen, dan lainnya. Ia menambahkan, satu industri padat karya dapat menampung sekitar 3.000-15.000 karyawan. Sementara, industri di Jepara jumlahnya, sekitar puluhan.
“Menurut Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan (WLKP), ada 1.776 perusahaan di Jepara. Di satu sisi, juga terdapat 429 perusahaan yang terdata di OSS (Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik),” terangnya.
Lebih lanjut, seiring berjalannya zaman. Banyak dari anak muda yang menekuni industri kreatif. Seperti bisnis markerting, furniture online, dan jasa lainnya. Hal itu, juga mendorong penurunan pengangguran di Jepara.
“Sekarang memang banyak yang lari ke online. Sehingga, yang disebut pengangguran adalah mereka yang tidak melakukan kegiatan produktif,” tandasnya. (cr4/fat)